Pesan Keberanian untuk Anak agar Tetap Menjadi Dirinya Sendiri
Di dunia yang serba cepat ini, kita hidup dalam tekanan besar untuk "menjadi sama". Seakan semua orang harus menempuh jalan yang identik, memiliki prestasi yang serupa, bahkan meraih keberhasilan dengan standar yang sama pula. Dalam dunia pendidikan, hal ini tercermin dari tuntutan agar semua anak harus menguasai seluruh mata pelajaran dengan nilai tinggi.
Namun, jika kita mau merenung sejenak, kenyataannya tidak ada dua manusia yang persis sama. Setiap anak lahir dengan keunikan masing-masing. Ada yang cepat menangkap matematika, ada yang gemar menggambar, ada yang hidup di lapangan olahraga, ada pula yang menemukan dunianya lewat musik atau seni. Perbedaan itu bukan kelemahan, melainkan fitrah manusia.
Sayangnya, sistem pendidikan kita sering lupa pada kenyataan ini. Anak-anak dituntut menjadi seragam, seolah potensi hanya diukur dengan angka-angka di rapor. Padahal, anak yang nilainya sedang di satu mata pelajaran bisa jadi sangat berbakat di bidang lain.
Sekolah Ideal: Tempat Merayakan Keunikan
Mari bayangkan sebuah sekolah yang tidak sekadar menyeragamkan, melainkan merayakan keunikan. Di sekolah ini, anak yang gemar menulis diberi panggung untuk menyalurkan ide. Anak yang berbakat musik dipersilakan tampil, anak yang menyukai olahraga diapresiasi, dan yang unggul di akademik tetap didorong untuk berkembang.
Sekolah semacam ini adalah sekolah ideal. Di sana, anak-anak merasa aman untuk berbeda, dihargai atas kelebihannya, dan tidak direndahkan atas kekurangannya. Mereka belajar percaya diri sejak dini bahwa menjadi berbeda bukanlah aib, melainkan anugerah.
Setiap Orang Berjalan Sesuai Jalannya
Al-Qur'an menegaskan bahwa setiap manusia memiliki jalannya masing-masing. Dalam Surat Al-Isra ayat 84 Allah berfirman:
"Katakanlah, setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-masing. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya."
Ayat ini menegaskan bahwa manusia memang berbeda-beda. Allah menciptakan kita dengan kecenderungan, bakat, dan potensi yang beragam. Tugas kita bukanlah menyeragamkan, melainkan mencari jalan yang benar sesuai potensi diri, dengan bimbingan dan pertolongan Allah.
