Mohon tunggu...
Syabar Suwardiman
Syabar Suwardiman Mohon Tunggu... Guru - Bekerjalah dengan sepenuh hatimu

Saya Guru di BBS, lulusan Antrop UNPAD tinggal di Bogor. Mari berbagi pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Melakukan Hal-hal yang Pasti di Tengah Ketidakpastian

17 April 2020   19:02 Diperbarui: 17 April 2020   18:57 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pandemi Covid 19 sejak diumumkan 2 Maret 2020 oleh Presiden Jokowi sebagai kasus pertama di Indonesia, saat ini terus menunjukkan kenaikan angka terjangkit yang sangat mengkhawatirkan dengan tingkat kematian mencapai 8 sampai dengan 9 persen.  Tiap hari kita mendengar pengumuman jumlah kasus yang positif terjangkit, jumlah yang meninggal dunia dan jumlah yang berhasil sembuh.

Presiden melalui Keppres Nomor 12 tahun 2020 telah mengumumkan sebagai bencana nasional nonalam.  Beberapa daerah yang dianggap sebagai episentrum penyebaran sudah melaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar, hal ini dilakukan untuk menghambat penyebaran wabah Corona.  Wabah ini belum mencapai puncaknya.

Beberapa ahli menyampaikan berdasarkan pengalaman negara lain atau berdasarkan hitungan melalui pemodelan matematika, puncaknya akan terjadi pada akhir Mei 2020.  Bahkan bisa lebih lama lagi jika penanganan berjalan lambat dan tidak adanya kedisiplinnan di antara warga.  Hal ini tentunya sangat berdampak besar pada sektor ekonomi. Dunia usaha baik berskala besar maupun UMKM  terpukul dengan adanya wabah ini.  Apalagi menjelang bulan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri. 

Selain sektor kesehatan, sektor ekonomi jelas sedang menghadapi krisis, resesi di depan mata. Tugas pemangku kepentingan di bidang keuangan saat ini sangat berat. Bank Indonesia bertugas memastikan stabilitas sistem keuangan (SSK) agar kelangsungan ekonomi Indonesia bisa tetap berjalan, minimal bertahan.   Krisis ini akan panjang jika penanganan wabah ini hanya menjadi tugas pemerintah.  Kesadaran kita sebagai masyarakat harus ikut hadir untuk menjadi bagian dari solusi. 

Dalam masa ketidakpastian seperti sekarang, hal terbaik adalah  dengan melakukan hal-hal pasti yang bisa kita lakukan  selama masa penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar.    Inilah hal-hal yang pasti dengan berperilaku cerdas di tengah pandemi Corona yang  bisa kita lakukan:

1. Berdoa

Berdoa adalah senjata kaum beriman, apapun agamanya.  Dalam doa terkandung harapan, ketika energi optimis yang muncul maka solusi akan selalu menjadi bagian dari langkah-langkah kita.  Berdoa sekedar meminta tali sandal kepada Tuhan yang Maha Kuasa diperkenankan, apalagi untuk menghilangkan penyakit virus yang sangat mengganggu kehidupan kita.  Beberapa manfaat doa antara lain, sebagai instropeksi diri, memberikan waktu terbaik pada diri sendiri adalah saat berdoa, melahirkan sikap optimis dan harapan, selalu bersyukur dan berterima kasih, siap menghadapi hari-hari dan masa depan yang akan dijalani dan berkomunikasi langsung kepada Sang Maha Pencipta. 

Berdoa memang tidak secara langsung memberikan dampak membantu pemerintah dalam menjaga stabilitas sistem  keuangan, tetapi doa memberikan kekuatan kepada kita untuk menumbuhkan sikap optimis dan harapan tiada henti dalam menghadapi situasi saat ini.

2. Berbagi

Dalam situasi seperti sekarang, berbagi rejeki mempunyai arti yang sangat istimewa.  Kalau di hari biasa saja sudah memiliki nilai yang sangat luar biasa, apalagi saat pandemi wabah seperti saat ini.  Kalau digambarkan saat normal berbagi mendapat bintang lima, maka saat krisis seperti sekarang nilainya bisa dua kali lipat.  Inilah justru kekuatan bangsa Indonesia, kekuatan gotong royong sebagai bagian dari nilai sosial berbagi.  Kemerdekaan bangsa ini adalah karena adanya kekuatan berbagi.

Saluran berbagi saat krisis seperti sekarang sangat terbuka lebar.  Ada yang dikelola pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, ada yang langsung ditangani  RT atau RW.  Hal sederhana yang bisa kita lakukan tetapi memberi dampak besar adalah:

  • Membantu kerabat dekat yang terkena dampak sesuai dengan kemampuan kita
  • membantu upaya pencegahan penyebaran Covid 19 di lingkungan RT atau RW dengan memberikan sumbangan sesuai kemampuan kita,
  • saat kita menggunakan jasa ojek online memberikan tips kepada mereka adalah menjadi bagian dari cara kita berbagi, kalau kita memesan makanan dengan menggunakan jasa mereka, selain tips tidak ada salahnya juga membelikan mereka makanan,
  • berbelanja di e-commerce sebelum menyelesaikan pelunasan, sekarang ada menu  meyediakan sumbangan untuk penanganan Covid 19, kita bisa menyumbang setiap kita berbelanja, kecil tetapi sangat bermanfaat.  Perlu dicatat, dalam kajian keagamaan berbagi ternyata tidak mengurangi harta yang kita miliki, tetapi harta kita malah bertambah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun