Mohon tunggu...
Dani Hamdani
Dani Hamdani Mohon Tunggu... Guru Oke Pancen Oye

Pencari Ilmu dan Hikmah. Setiap Kali Bertambah Pengetahuanku, Semakin Aku Harus Lebih Sering Mencari Ilmu. Setiap Kali Kutemukan Hikmah, Semakin Aku Harus Lebih Bijak Bestari.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Literasi Digital Nggak Penting?

19 April 2025   13:02 Diperbarui: 19 April 2025   13:02 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Penggunaan Teknologi Digita (Sumber : Chat GPT Image Geberator)

Pernahkah Anda membayangkan, informasi yang Anda telan setiap hari di dunia maya sesungguhnya "disajikan" oleh algoritma yang tak terlihat? Di era ketika kecerdasan buatan (AI) bukan lagi sekadar fiksi ilmiah, melainkan kekuatan pendorong di balik layar kehidupan digital kita, satu kemampuan mendasar justru menjadi benteng pertahanan paling krusial: literasi digital. Tanpa pemahaman yang mumpuni, kita berisiko menjadi layaknya perahu tanpa kemudi di lautan informasi yang tak bertepi, mudah diombang-ambingkan oleh arus bias dan disinformasi.

Deru perkembangan teknologi, khususnya kecerdasan buatan (AI), semakin kencang. Kita menyaksikan bagaimana AI mulai merambah berbagai aspek kehidupan, dari asisten virtual di gawai pintar hingga algoritma kompleks yang memengaruhi berita yang kita konsumsi. Di tengah gelombang inovasi ini, satu kemampuan mendasar justru semakin krusial untuk dikuasai setiap individu: literasi digital.

Banyak yang mungkin menganggap literasi digital sekadar kemampuan mengoperasikan gawai atau berselancar di internet. Padahal, di era AI yang semakin canggih, definisi ini menjadi terlalu sempit. Literasi digital yang sesungguhnya mencakup pemahaman mendalam tentang bagaimana teknologi bekerja, kemampuan mengevaluasi informasi secara kritis di ranah digital, kesadaran akan jejak digital dan privasi, serta kemampuan untuk berpartisipasi secara etis dan bertanggung jawab dalam ekosistem digital.

Mengapa literasi digital menjadi begitu urgen di era AI? Pertama, AI seringkali bekerja di balik layar, memproses data dan menyajikan informasi tanpa kita sadari sepenuhnya algoritmanya. Tanpa pemahaman yang baik tentang bagaimana AI memilih dan memprioritaskan informasi, kita berisiko menjadi konsumen pasif yang mudah terpapar bias algoritmik atau bahkan disinformasi yang halus. Kemampuan untuk mempertanyakan sumber informasi, memahami logika di balik rekomendasi AI, dan membedakan antara fakta dan opini yang dipersonalisasi menjadi semakin penting.

Kedua, banjir informasi di era digital semakin deras dengan bantuan AI yang mampu menghasilkan konten secara otomatis. Hoaks dan misinformasi dapat menyebar dengan cepat dan masif. Literasi digital membekali kita dengan kemampuan untuk mengidentifikasi ciri-ciri informasi yang kredibel, memverifikasi fakta melalui berbagai sumber, dan menghindari menjadi bagian dari penyebaran informasi yang salah. Kemampuan ini bukan hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga berkontribusi pada kesehatan ekosistem informasi secara keseluruhan.

Ketiga, interaksi kita dengan AI semakin intensif. Kita berkomunikasi dengan chatbot, menggunakan aplikasi yang didukung AI, dan mempercayakan keputusan pada sistem cerdas. Literasi digital membantu kita memahami batasan dan potensi AI, sehingga kita dapat berinteraksi dengannya secara efektif dan kritis. Kita perlu memahami bahwa AI bukanlah entitas yang sempurna dan bebas nilai, melainkan produk dari data dan desain manusia yang sangat mungkin mengandung bias.

Lebih jauh lagi, literasi digital membuka pintu partisipasi yang lebih luas dalam masyarakat digital. Kemampuan untuk menggunakan teknologi secara produktif, berkolaborasi secara daring, dan memahami implikasi etis dari penggunaan teknologi menjadi modal penting untuk berkontribusi dalam era digital ini. Tanpa literasi digital yang memadai, sebagian masyarakat berisiko tertinggal dan terpinggirkan dalam perkembangan zaman.

Oleh karena itu, upaya peningkatan literasi digital harus menjadi agenda bersama. Pendidikan formal perlu mengintegrasikan kurikulum yang relevan dengan tantangan era AI. Pemerintah dan organisasi masyarakat sipil perlu menggalakkan program-program literasi digital yang menyasar berbagai kelompok usia dan latar belakang. Setiap individu juga memiliki tanggung jawab untuk terus belajar dan mengembangkan kemampuan literasi digitalnya.

Di tengah pesatnya kemajuan AI, literasi digital bukan lagi sekadar keterampilan tambahan, melainkan fondasi penting untuk navigasi yang cerdas, partisipasi yang bertanggung jawab, dan perlindungan diri di dunia yang semakin terdigitalisasi. Investasi pada literasi digital adalah investasi pada masa depan masyarakat yang lebih cerdas, kritis, dan berdaya.***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun