Mohon tunggu...
Rawinah Ranarty
Rawinah Ranarty Mohon Tunggu... -

A mast qalandar. Sedang berkunjung ke bumi. Make up artist, facial meridian, les privat massage, praktisi neo zen reiki, acupuncturist, writer. Line: nina.ranarty Blog: guruntala.blogspot.co.id

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Radar Wanita dalam Memilih Suami

6 September 2012   17:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:50 2180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Ngikik-ngikik baca bukunya Alexander Thian @aMrazing “The not so Amazing life of @aMrazing”. Lucu-lucu pengalaman @aMrazing saat membuka konter hp di sebuah mall di Depok. Ada yang mengharukan juga sik, kisah Pak Soni dengan putranya Rama. Namun yang perlu disimak para gadis yang sedang memilih suami adalah bab terakhir “Jujur itu Indah”.

Banyak fenomena seperti pada kisah “Jujur itu Indah”. Banyak wanita yang mengabaikan tanda-tanda “masalah-besar” pada calon suami. Setelah menikah baru kaget dan sakit hati. Karena sedang berbinar-binar penuh harapan maka wanita menyangkal “tanda-tanda”. Biasanya wanita berharap semoga setelah menikah calon suami akan berubah. Manusia memang bisa berubah tapi sangat jarang. Jadi mungkin harapan untuk bisa mengubah tabiat suami sebaiknya dikubur dalam-dalam.

Saya ingat kisah lucu saat masih kuliah. Seorang teman membanggakan diri karena bisa menaklukkan seorang playboy. Kata dia, “Bagaimana tingkah pria itu tergantung wanitanya. Bila wanita bisa memenuhi harapan, dia tak bakalan jadi playboy lagi.” Aku dan teman manggut-manggut sambil menahan tawa. Karena cowoknya itu baru saja “nembak” temanku. Tak mudah membuat seorang playboy berubah jadi setia hihihi...

Saya jadi merenung saat membaca buku Asma NadiaCatatan Hati seorang Istri”. Ada saja wanita yang tidak tahu jika pria yang dinikahinya itu suami orang. Si suami, demi nafsunya untuk menikah lagi, pasti berbohong dengan mengarang seribu satu alasan. Namun yang saya pertanyakan, mengapa calon istri dan orang-tuanya tidak menyelidiki latar belakang calon suami lebih dulu. Mengapa calon istri tidak berkenalan dengan orang tua calon suami, saudara-saudara atau kerabat, teman-teman dalam pekerjaan? Istri yang dibohongi ini beda dengan wanita yang jelas tahu bahwa dia dinikahi sebagai istri kedua atau simpanan. Wanita yang sudah tahu akan lebih siap menghadapi masalah di depan mata.

Saya juga merenung saat membaca buku Miss Jinjing Amelia Masniari yang berjudul “Bercerai Siapa Takut”. Sebelum menikah, Miss Jinjing sudah tahu tabiat calon suaminya yang suka main tangan. Namun beliau berharap semoga setelah menikah perangai suaminya akan berubah. Khas wanita yang sedang berbunga-bunga, ingin merubah manusia a.k.a calon suami. Padahal manusia sulit berubah apalagi bila yang bersangkutan tidak punya tekad kuat. Bapak Miss Jinjing sudah menyatakan keberatan saat putrinya mau menikah, namun Miss Jinjing keukeuh mau menikah. Setelah menikah belasan tahun, setelah dikaruniai tiga anak laki yang lucu-lucu, akhirnya Miss Jinjing tidak kuat juga mempertahankan pernikahannya dengan suami yang ringan tangan. Syukurlah Miss Jinjing punya keahlian dan kepandaian, jadi beliau bisa survive melanjutkan hidup dengan bahagia sejahtra.

Seorang teman dekat Lani bercerita, “Aku heran melihat wanita-wanita yang tidak selektif dalam memilih suami. Adik kandungku saja kudorong untuk membatalkan pernikahan ketika pacarnya main tangan. Adikku tetap mau nikah, tapi aku menentang dengan melibatkan keluarga.”

“Dari mata, dari cara bicara, kita bisa “membaca” pria. Mana pria tukang pukul, pria tidak setia, pria pemalas, pria masa depan cerah bisa kita “baca” saat pacaran,”lanjut Lani. “Aku ini perempuan matre. Saat gadis aku sudah bisa mengendus siapa pria calon orang sukses, yang mana pria calon tajir melintir. Berhubung prioritas utamaku dalam memilih suami adalah pria setia maka aku memilih suamiku ini. Setelah 15 tahun terbukti kan. Dia tekun dan hobi bekerja, kalo libur kerjaan dia ngotak-ngatik mobil dan komputer, dengerin musik trus jalan-jalan dengan anak istri. Gak macam-macam laki gue. Cuman sebenarnya aku pingin dia lebih kaya sih hahaha. Jadinya aku harus ikut kerja untuk memenuhi nafsu belanjaku.”

Agar wanita tidak terlanjur menikah dengan gay, silakan baca buku @aMrazing. Hak seseorang untuk jadi gay, lesbi, biseksual, straight atau apalah. Namun janganlah demi “status” sosial, agar aman di mata masyarakat, seorang gay menikahi wanita yang tidak tahu apa-apa. Penderitaan batin menanti, kasihan kan.

Jadi...pasang radarmu wanita !!! Jangan terkaget-kaget setelah menikah.

Terimakasih...

Namaste _/l_

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun