Mohon tunggu...
abu fayyad
abu fayyad Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Aku tak sebaik yang anda kira dan Aku tak seburuk yang anda sangka.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Benarkah Harus Nyogok Bila Masuk PNS...???

21 Maret 2010   15:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:17 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sepertinya sudah menjadi rahasia umum dimasyarakat untuk bisa diterima menjadi seorang punggawa kita harus punya sekarung uang. Jaman sekarang sepertinya tidak hanya otak yang dipakai, tidak hanya niat ingin mengabdi. Jika hanya itu yang kita bawa maka bersiaplah untuk kecewa dan tersia-sia untuk dapat menjadi seorang Pegawai Negrei Sipil. Sebab ternyata keahlian dan kepintaran harus kalah karena tak berharta dan tak berkantong tebal.

Apa benar seperti itu...........? pertanyaan itu terjawab tapi seakan tak percaya. Tapi kenyataan sekarang yang terjadi seperti itu. Bahkan para calo PNS sudah menetapkan harga, yang masing-masing daerah berbeda-beda. Atau masing-masing calo berbeda tapi hampir sama, seakan mereka sudah kompromi. Bahkan yang membuat saya tercengang itu harga sudah dipatok dari sang calo. Untuk didaerah saya, dari cerita mulut ke mulut sudah dibandrol harganya, seperti sebungkus rokok. Jika lulusan SMA siapkan 65 juta, lulusan D3 harus siap 80juta, dan S1 120 juta. Harga sewaktu-waktu berubah tergantung nilai tukar dollar...kalau itu mah di Bursa Efek Jakarta.

Bagaimana calo-calo itu bisa berkeliaran, teryata mereka sudah mendapatkan job masing-masing dari sang empu. Misal si A dapat jatah 4 orang, si B dapat jatah 5 orang, si C dapat jatah 7 orang, .......si Z dapat jatah 3 orang. Si calo akan menawarkan kesemua orang, atau si-peminat yang akan mencari calo tersebut. Jika harga sepakat bersiaplah untuk diterima, jika tidak sepakat seakan terucap jangan harap diterima. Tapi masalah muncul ketika harga sudah sepakat tapi begitu pengumuman nomor tidak ada. Kenapa seperti itu, ternyata itu calo gadungan.....habis deh.

Sekarang yang menjadi pertanyaan saya kenapa harus seprti itu.......? kemana uang itu larinya........? apa kekantong masing-masing calo tersebut. Atau sudah ada pengepulnya dimasing-masing daerah.....? pertanyaan itu seakan tak terjawab, mereka sudah mengaturnya sedemikian rupa. Tapi saya diterima dan tidak mengeluarkan uang sedikitpun, mungkin......tapi berapa % yang seperti itu dari yang diterima. Karena itu juga bagian dari strategi para calo tersebut, kok bisa...... mungkin dari 100 orang cuma anda sendiri yang lulus murni. Anda yang lulus murni pasti akan bercerita bahwa anda lulus tanpa mengeluarkan uang sedikitpun. Dan dijadikan tameng sehingga setiap tahun mereka bisa dapat pemasukan dari adik-adik anda.

Jika itu benar adanya dan diseluruh Indonesia seperti itu, lalu bagaimana Negara ini bisa maju. Sebab jika sudah diterima yang terpikir di benak para pegawai itu adalah bagaimana modal saya bisa kembali. Mereka tidak akan sempat memikirkan kepentingan orang banyak, tapi yang mereka pikirkan adalah bagaimana hutang saya cepat lunas. Apa akibatnya.........jika ada peluang akan korupsi, dan jika bisa mereka akan menjadi calo baru....menyedihkan.

....semoga ada yang bisa menambahkan informasi tentang seluk beluk penerimaan CPNS didaerah anda apakah seperti itu. Semoga tidak dan saya berharap semoga kelak diseluruh Indonesia tradisi itu hilang meskipun rasanya tidak mungkin..............Wassalam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun