Malam Takbir Keliling Desa Lereng Gunung Kelud dengan Pickup Rombongan
Penulis: Guruh Sugeng, MSE, MH
#KOMPAS #Kompasiana #KompasTV
Ada yang berbeda di malam takbir keliling desa yang terletak di lereng Gunung Kelud. Biasanya, tradisi malam takbiran di banyak desa dilakukan dengan berjalan kaki, berkeliling dari rumah ke rumah, menyapa warga sambil mengumandangkan takbir, sebagai bentuk sukacita menyambut Hari Raya Idul Fitri. Namun, tahun ini, di sebuah desa yang terletak di bagian utara Gunung Kelud, tradisi tersebut disajikan dengan cara yang lebih unik dan modern: menggunakan pickup berkeliling desa.
Desa ini dikenal sebagai penghasil cabai dan durian, dua komoditas utama yang menyokong perekonomian lokal. Tak mengherankan jika banyak warga yang memiliki kendaraan pickup, baik untuk keperluan transportasi hasil pertanian maupun kebutuhan sehari-hari lainnya. Di tahun ini, mobil-mobil pickup ini diubah menjadi sarana untuk merayakan malam takbiran yang meriah.
Suasana desa yang biasanya tenang dan sepi pada malam hari, mendadak berubah menjadi riuh dengan suara takbir yang menggema. Pickup-pickup bak terbuka yang membawa rombongan warga berkeliling desa, sambil mengiringi takbir dengan suara sound system yang terpasang. Musik takbir yang menggelegar di sepanjang jalan semakin menambah kemeriahan malam tersebut. Warga desa yang keluar rumah untuk menyaksikan takbir keliling pun tampak sangat antusias, saling bertegur sapa sambil menikmati suasana yang hangat dan penuh kebersamaan.
Malam takbiran kali ini menjadi lebih hidup, lebih berwarna, dan lebih mengena di hati setiap warga. Ada kebanggaan tersendiri saat melihat pickup-pickup yang membawa takbir dan canda tawa warga desa berkeliling, menjadi simbol semangat kebersamaan dalam merayakan hari kemenangan. Meskipun ada perubahan dalam cara pelaksanaannya, esensi dari malam takbir tetap terjaga, yaitu rasa syukur dan kegembiraan atas berakhirnya bulan Ramadan.
Tak hanya itu, cara baru ini juga menciptakan sebuah keakraban tersendiri di antara warga desa. Anak-anak, remaja, hingga orang dewasa, semuanya ikut berpartisipasi dalam rombongan pickup, saling menyapa dan berbagi kebahagiaan. Ini adalah momen yang menghubungkan satu generasi dengan generasi berikutnya, serta mengingatkan bahwa semangat gotong royong dan kebersamaan adalah kunci utama dalam menjalani hidup di pedesaan.
Dengan hadirnya malam takbir keliling desa menggunakan pickup, masyarakat desa ini menunjukkan bahwa tradisi bisa terus berkembang tanpa menghilangkan makna asli dari perayaan tersebut. Bahkan, cara baru ini memberi warna baru dalam sejarah malam takbir di desa lereng Gunung Kelud, membawa semangat baru bagi masyarakat untuk merayakan Idul Fitri dengan cara yang berbeda namun tetap penuh makna.
Malam takbir keliling dengan pickup ini menjadi bukti bahwa meskipun zaman terus berkembang, semangat kebersamaan dalam merayakan hari-hari besar tetap bisa terjaga, bahkan semakin menyatu dengan perkembangan zaman.
Guruh Sugeng, MSE, MH
#KOMPAS #Kompasiana #KompasTV
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI