Jika pariwisata di  Danau Toba berkembang maka  hal yang sangat krusial adalah transportasi.  Mereka yang berkecimpung di  dunia tranportasi adalah orang terlatih yang  disebut dengan masyarakat wisata. Mereka harus sadar bahwa merawat tamu dengan kepuasan sama halnya petani merawat tanamannya.  Semua yang  bekerja  di dunia transportasi menyadari bahwa petani harus memupuk tanamannya.  Juga ibarat guru yang merawat  anak didiknya agar pintar.  Tidak ada pilihan bagi kita agar dunia transportasi dengan wisata dua sisi mata uang.
Kebiasaan berbohong  yang dianggap lazim sejatinya  disiasati dengan cara  pemilik kendaraan atau pimpinan  pengelola  transportasi memastikan tepat waktu dan dapat dipercaya.Â
Dalam rangka menyiasati  kebohongan  penumpang, lebih baik tiap penumpang mengurus diri sendiri dari jalan raya menuju rumah masing-masing.  Hal ini penting karena beresiko kepada penumpang lain. Betapa sedihnya, seorang yang menuju bandara  terlambat karena seorang berbohong  diantar ke rumahnya  menghabiskan waktu yang lama.  Hal inilah  mengalkibatkan berbohong menutupi bohong lainya.
Transportasi yang tidak pasti  dalam hal waktu mengakibatkan  ketidaknyamanan.  Padahal kemananan dan kenyamanan merupakan hal mutlak dalam pengembangan wisata.  Karena itu kebijakan pemerintah, pengusaha transportasi,  sopir dan semua  elemen terkait transportasi haruslah menjadi masyarakat wisata. Kesadaran ini mutlak jika kita ingin  hidup sejahtera dari dunia wisata.