Mohon tunggu...
Gurgur Manurung
Gurgur Manurung Mohon Tunggu... Konsultan - Lahir di Desa Nalela, sekolah di Toba, kuliah di Bumi Lancang Kuning, Bogor dan Jakarta

Petualangan hidup yang penuh kehangatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pendidikan Itu Keajaiban yang Diciptakan

31 Oktober 2020   07:26 Diperbarui: 31 Oktober 2020   20:31 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Yannis H on Unsplash

Beberapa tahun lalu Indonesia langganan juara Olimpiade Sains di tingkat dunia yang dipimpin oleh Prof. Yohanes Surya, Ph.D Ia membuktikan bahwa anak-anak Indonesia itu sangat hebat dalam dunia sains. 

Ungkapan terkenal Yohanes Surya adalah "tidak ada anak yang bodoh, hanya mereka belum menemukan guru yang tepat". Salah satu ungkapan guru besar Fisika itu adalah "pendidikan itu ajaib". 

Menurut pak Yo, demikian dia dipanggil, bahwa jawaban atas kemiskinan adalah pendidikan. Jika ada orang tua yang suka mabuk, pemalas, tidak peduli atau apapun kejelekan orang tua, masih ada harapan jika anaknya sekolah dengan baik.

Tahun 2014 saya berbincang dengan Prof Yo soal pendidikan. Ketika itu dia mendirikan sebuah Universitas. Prof. Yo meminta saya mencari anak yang dianggap paling bodoh, putus harapan atau anak paling lemah untuk dikuliahkan di kampus yang didirikannya. 

Dengan riang gembira saya mencarinya. Bagaimana mungkin orang dianggap paling bodoh mendapat beasiswa Prof? Cari saja, katanya. Kita buktikan, katanya dengan semangat.

Dokumen pribadi 
Dokumen pribadi 

Ketika itu cukup banyak yang saya cari, tetapi di tengah jalan ada yang tidak melanjutkan kuliah karena biaya hidup. Prof Yo hanya memberikan gratis biaya pendaftaran, biaya kuliah, dan seluruh kebutuhan kampus. Kita tidak sanggup memberikan biaya hidup, katanya. 

Dua orang hidup di rumah kami supaya makan bersama kami di rumah. Dengan demikian biaya makan hanya siang hari saja dibayar. Mahasiswa lain tidak melanjutkan kuliah karena ayahnya kawin lagi, dan berbagai kendala yang dihadapi. Mereka yang lulus adalah mahasiswa yang memiliki daya tahan mental yang kuat.

Dua orang yang tinggal di rumah kami itu satu perempaun dan satu laki-laki. Laki-laki itu sudah bekerja di bank swasta dan satu lagi bekerja di perusahaan asing. Keduanya belum pernah pulang sejak social distancing. Kata si mba, minggu ini akan pulang. Keduanya berasal dari Sumatra.

Hal yang membuat saya bahagia adalah ketika laki-laki itu menceritkan bahwa gajinya telah dikirim ke orang tua. Dalam bahasa Batak dikatakan, "nunga hukirim hepeng tu oma tulan" (saya sudah kirim uang ke mama tulang). 

Laki-laki itu duluan lulus dan langsung bekerja, tetapi istri saya meminta pindah dari tempat pekerjaan pertama karena jenjang karirnya kurang baik. Perempaun itu agak lambat lulus tetapi kini sudah bekerja di perusahaan asing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun