Mohon tunggu...
Money

Diklat Purnabhakti pada Usia Senja, Efektifkah?

28 September 2016   09:40 Diperbarui: 28 September 2016   10:21 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diklat Purnabhakti, atau yang secara legalnya disebut Diklat Teknis Umum (DTU) Persiapan Purnabhakti, merupakan salah satu program diklat (pendidikan dan pelatihan) yang diselenggarakan oleh unit kerja Kementerian Keuangan khususnya Pusdiklat Keuangan Umum yang merupakan unit pengampu diklat tersebut. Diklat ini dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap pegawai negeri sipil yang akan memasuki masa purnabhakti, sehingga yang bersangkutan siap mental dan tetap berkarya pada masa purnabhakti. Penulis sengaja hanya menampilkan data dari Kementerian Keuangan karena kebetulan merupakan pegawai dari instansi tersebut.

Hal-hal yang dipelajari dalam diklat ini antara lain yaitu, mempersiapkan psikologi dan kesehatan memasuki masa pensiun, menerapkan tips pengelolaan keuangan keluarga dan teori kewirausahaan, mempelajari cara pengembangan wirausaha di bidang jasa (mis: warnet, laundry), perdagangan (mis: pakaian, makanan, minuman), dan produksi (mis: garment, perikanan, peternakan) dimana fokus usaha yang akan ditempuh disesuaikan dengan minat dan karateristik peserta.

Topik yang ingin penulis angkat dari pembahasan ini adalah tentang persebaran usia peserta yang mengikuti diklat. Memang di KAP (Kerangka Acuan Program) tidak disebutkan secara rinci usia minimal peserta yang boleh mengikuti diklat,tetapi rerata usianya bisa kita lihat dari tabel di bawah ini: (data peserta Diklat Persiapan Purnabhakti Pusdiklat Keuangan Umum T.A. 2014-2016)

I. 2014

2014-57eb29bc44afbdd70a0cae33.jpg
2014-57eb29bc44afbdd70a0cae33.jpg
II. 2015

2015-57eb29f729b0bd9f1f7213a0.jpg
2015-57eb29f729b0bd9f1f7213a0.jpg
III. 2016

2016-57eb2a09af7e61ba22a56f40.jpg
2016-57eb2a09af7e61ba22a56f40.jpg
Dari data di atas, dapat kita simpulkan bahwa rerata usia peserta yang mengikuti diklat merupakan pegawai-pegawai senior yang akan memasuki masa purnabhakti (sesuai dengan nama diklatnya sendiri). Tetapi efektifkah penyelenggaraan diklat seperti ini?

Mari kita lihat sekilas kisah pengusaha-pengusaha (entrepreneur) yang malang-melintang di dunia perniagaan Indonesia:

1. Bob Sadino

Mendiang Bambang Mustari Sadino alias Bob Sadino adalah salah satu contoh pengusaha sukses yang sebelumnya pontang-panting ketika merintis bisnis. Sempat menjadi karyawan perusahaan berstatus BUMN selama 9 tahun, Bob memutuskan keluar dari pekerjaan itu dan menjadi pengusaha.

Tapi usahanya tak langsung sukses. Bisnis sewa mobil yang ditekuninya mandek. Dia terlibat kecelakaan ketika menyopiri mobil Mercedes-Benz yang dia sewakan, sehingga tak bisa melanjutkan usaha itu.

Bob kemudian menjadi buruh bangunan dengan upah harian. Tapi saat itu dia melihat ceruk bisnis lain: peternakan ayam. Akhirnya, dengan modal pinjaman dari tetangganya yang merupakan purnawirawan militer yang tertarik dengan bisnis peternakan, Bob memulai usaha berdagang telur negeri.

Bob memasarkan sendiri telurnya dari rumah ke rumah para ekspatriat di sekitar tempat tinggalnya di Kemang, Jakarta Selatan. Akhirnya, berkat keuletannya, usahanya sukses dan dia mendirikan Kem-Chicks, supermarket terkenal yang menjual beragam produk pertanian dan peternakan.

2. Susi Pudjiastuti

Susi Pudjiastuti adalah pengusaha yang nyentrik dan tegas. Kesuksesannya merintis bisnis dari nol di bidang perikanan dan penerbangan dimulai saat dia meninggalkan bangku sekolah tahun 1982.

Susi hanya mengantongi ijazah SMP lantaran drop out saat SMA. Dia lebih memilih berbisnis sebagai pedagang pengepul ikan di Pangandaran ketimbang sekolah. Perhiasannya dia jual untuk memodali bisnis itu.

Bisnis perikanan Susi kian maju dari tahun ke tahun. Akhirnya, dengan meminjam dari bank, dia membeli sebuah pesawat untuk mempermudah pengangkutan produk lautnya. Kemudian dia menambah satu demi satu pesawat dan mendirikan maskapai Susi Air yang melayani carteran serta rute di pedalaman.

3. Reza Nurhilman

Keripik Maicih yang terkenal itu ternyata diolah dari tangan anak muda yang saat itu berusia 23 tahun. Reza Nurhilman namanya.

Tidak perlu modal puluhan atau bahkan ratusan juta, Reza hanya menggenggam Rp15 juta untuk mengawali bisnis keripik pedas itu hingga bisa sukses seperti sekarang.

Reza mengakali pengeluaran dengan pemikirannya yang brilian. Daripada sewa lapak mahal, dia menjual Maicih dengan cara online. Lewat Twitter, dia menawarkan keripik itu dengan mengerahkan agen-agen.

Setelah sukses di Bandung, Reza kemudian merambah Jakarta. Bisnis Maicih Reza pun akhirnya menyebar luas sampai ke kota-kota lainnya.

Seperti yang kita lihat di atas, banyak pengusaha yang sudah merintis usahanya walaupun dalam bentuk usaha kecil-kecilan dalam usia muda, tidak harus menunggu yang bersangkutan mencapai usia tertentu. Meskipun memang ada juga pengusaha-pengusaha yang memulai usaha dan mencapai kesuksesan dalam usia tua, seperti Colonel Sanders misalnya yang mendirikan KFC.

Sekarang mari kita lihat dari sisi risiko seorang PNS yang menjalankan usaha sewaktu memasuki usia senior:

1) kemampuan dan kesiapan menguasai lapangan

ketika seorang PNS yang telah puluhan tahun bekerja sebagai pegawai tiba-tiba dihadapkan pada kenyataan bahwa dirinya akan memasuki dunia wirausaha, apakah pegawai tersebut 100% siap untuk memasuki dunia usaha yang terkenal kejam danpenuh dengan rintangan?

2) post-power syndrom

lebih lagi dengan PNS yang berpangkat/golongan tinggi, misalnya menduduki jabatan Eselon III atau Eselon II. Seseorang yang mengalami post-power syndrome biasanya menganggap bahwa jabatan atau pekerjaannya merupakan hal yang sangat membanggakan bahkan cenderung menjadikan pekerjaannya sebagai dunianya. Sehingga hilangnya pekerjaan karena pensiun dapat memberikan dampak psikologis pada mental seseorang.

3) kemampuan menguasai TI (Teknologi Informasi)

di zaman melek teknologi seperti sekarang, sebagian besar orang memang sudah dibekali dengan pengetahuan penggunaan gadget yang dapat mengkoneksikan mereka dengan orang-orang lainnya. Tetapi setelah mengikuti Diklat Persiapan Purnabhakti ini, apakah seluruh peserta dapat menjalankan sistem penjualannya dengan sistem online dan menyaingi para pengusaha muda lainnya yang sudah gencar dengan online shop facebook, twitter, dan instagram nya masing-masing?

4) risiko rugi

kebanyakan orang pasti mengharapkan mendapat untung dari bisnisnya, kecuali mungkin pengusaha 'gila’ seperti Bob Sadino yang malah berpikiran untuk mencari rugi. Situasi akan berjalan lancar apabila pegawai tersebut mendapatkan untung, tetapi bagaimana ternyata malah rugi yang didapat? Resiko ditipu oleh rekan bisnis, produk tidak menjual, banyak saingan sehingga menyebabkan kerugian puluhan bahkan sampai ratusan juta. Apakah negara mau menanggung kerugian bisnis mantan pengabdinya tersebut? Tentu saja tidak...

Di sini penulis ingin menyampaikan saran bahwa hendaknya komposisi peserta yang diusulkan untuk mengikuti Diklat Persiapan Purnabhakti ini (mungkin juga perubahan nama diklat menjadi Diklat Kewirausahaan misalnya) tidak hanya berasal dari pegawai yang usianya mendekati masa-masa pensiun tetapi juga para pegawai yang sedang berada pada usia emasnya, yaitu pegawai-pegawai usia 20an dan 30an tahun. Di usia seperti ini seseorang biasanya memiliki gairah dan passion yang tinggi, didukung oleh jaringan/networking mereka yang luas dan kreatifitas tanpa batas, dan memiliki risk tolerance yang tinggi dimana adapun kerugian yang mungkin mereka terima dapat dicover dengan usia mereka yang masih muda. Toh juga menurut UU Aparatur Sipil Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010, tidak ada lagi larangan/batasan bagi seorang PNS untuk memiliki usaha...:)

*edit untuk melengkapi kekurangan

sumber:

- Kerangka Acuan Program Diklat Persiapan Purnabhakti Kementerian Keuangan T.A. 2016

- data peserta diklat Pusdiklat Keuangan Umum

- http://blog.duitpintar.com/5-kisah-pengusaha-ukm-yang-sukses-memulai-bisnis-dari-nol/

- http://news.mypangandaran.com/artikel/read/inspirasi-dan-opini/174/susi-pudjiastuti-inilah-
sepenggal-kisah-hidup-saya.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun