Sekadar merefres ingatan kita, gempa yang terjadi di Lombok sejak tanggal 29 Juli 2018, menurut catatan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terjadi kurang lebih 2.200 kali gempa bumi dan terjadi diluar dari kebiasaan.Â
Kejadian yang sering terjadi setelah gempa yang dikategorikan kuat (main-shock), maka akan diikuti dengan gempa susulan yang lebih kecil (after-shock). Â Akan tetapi kejadian gempa di Lombok berdasarkan rilis BMKG mematahkan teori ini, dimana sekurangnya ada 4 kali gempa utama (main-shock). Â
Yang pertama adalah gempa dengan kekuatan 6,4 Skala Richter pada tanggal 29 Juli 2018, lalu yang kedua terjadi pada tanggal 5 Agustus 2018 dengan kekuatan gempa 7 Skala Richter, lalu 2 minggu berikutnya atau tepatnya pada tanggal 19 Agustus 2018, 2 kali gempa dengan kekuatan 6,2 Skala Richter dan 6,9 Skala Richter kembali mengguncang bumi 1.000 mesjid tersebut, selebihnya adalah gempa yang masuk dalam kategori after-shock. Â
Dengan kejadian ini, korban yang meninggal berdasarkan informasi dari Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bapak Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan ada 564 orang meninggal dunia dan 1.584 korban luka-luka, sedangkan kerugian gempa Lombok ini ditaksir mencapai Rp 12,15 triliun yang terbagi atas kerusakan bangunan sebesar Rp 10,15 triliun dan kerugian ekonomi sebesar Rp 2 triliun, dimana jumlah bangunan rumah yang rusak adalah sebanyak 167.961 per tanggal 26 Desember 2018.
"kami percaya bahwa berbuat kebaikan lewat musik dapat membangun semangat positif untuk saling menolong yang bisa disebarkan ke seluruh lapisan masyarakat" kata Dewi Gontha, President Director Java Festival Production. Setiap penyanyi akan membanwakan 3 buah lagu, dimana khusus untuk lagu ketiga penonton dapat meminta artis memainkan lagu yang disukai dengan berdonasi sejumlah Rp 500 ribu.Â
Apapun itu, persembahan lifechanger Concert ini bukan saja sekedar persembahan positif yang perlu diapresiasi oleh seluruh masyarakat Indonesia, akan tetapi lewat acara ini sebenarnya ada pesan khusus yang dititipkan kepada kita semua, bahwa berbagi itu sebenarnya tidak harus dibatasi oleh ruang dan waktu, ketika kita mampu berbagi dengan sesama maka sebenarnya kita telah menanam sesuatu untuk diri kita sendiri. Â
Menurut Wahyudi SMT (Master Trainer dan Direktur SMT), berbagi adalah cara kita untuk mendapatkan apa yang kita ingingkan, apabila kita mendambakan kebahagian maka berikanlah kebahagiaan, semakin banyak anda berbagi maka semakin banyak pula anda akan menerima.
Terakhir, saya hanya ingin mengatakan bahwa sebenarnya melalui bencana alam yang dialami saudara kita di Lombok dan Sigi telah memberikan kepada kita jalan untuk mencapai kebahagiaan, sebab kalau kita sadari fungsi manusia sebenarnya adalah ketika mereka bisa bermanfaat untuk orang lain, caranya adalah dengan selalu membiasakan diri untuk berbagi, sebab dengan seringnya kita berbagi maka pasti kita akan terbiasa untuk selalu peduli terhadap sesama. Â
Apabila sikap kepedulian telah melekat dalam diri kita, maka rasa kepuasan yang tak ternilai akan selalu menyapa keseharian kita, dan kalau ini yang terjadi maka kebahagiaan bukanlah sesuatu yang sulit dicapai. Â Berbagi itu seperti memantulkan bola ke dinding, semakin kuat kita melempar bola ke dinding maka semakin kuat pula pantulan bola ke arah kita. Â Â
Sinjai, 9 Maret 2019