Mohon tunggu...
gunawan trihantoro
gunawan trihantoro Mohon Tunggu... Penulis - Berbuat untuk Perubahan

Penulis Buku Cinta Karya Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Melawan Iblis di Hatiku

24 Agustus 2020   19:53 Diperbarui: 24 Agustus 2020   19:59 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan Cianjur--Cimahi yang hanya satu setengah jam dengan kendaraan umum terasa begitu lama. Ditambah dengan suasana hatiku yang sedang dilanda galau, semakin menambah risaunya kalbu. Sepanjang perjalanan, aku mencoba memejamkan mata dan menenangkan hati untuk sekedar mengelola rasa. Tapi, selalu saja berbuah sia-sia, mata dan hatiku tidak bisa diajak kompromi. Dan, perasaan yang tidak menentu terus saja menggangguku.

Setibanya di Cimahi, aku melanjutkan perjalanan menuju tempat tinggal kakakku dengan berjalan kaki. Dalam perjalanan ini pun, suasana hatiku masih saja tidak menentu, sepertinya ada yang mengganggu dan mengusik ketenangan hatiku. Rasanya ingin aku pukul keras pengganggu dan pengusik hatiku dengan kedua tanganku ini. Agar ia segera cepat pergi dan berlalu dari dalam hatiku.

Kurang dari lima belas menit perjalanan, aku sudah sampai di depan tempat tinggal kakakku. "Assalamu'alikum, mba ?" aku uluk salam dari luar.

Tempat tinggal kakakku terlihat tampak sepi dari luar. Mungkin kakakku sedang berada di dalam kamar atau sedang berada di dapur, pikirku sambil mengintip ke dalam melalui kaca jendela depan.

Tidak selang beberapa lama, terdengar suara lirih dari dalam menjawab salamku dan bertanya, "Wa'alaikumussalam, siapa di depan?"

"Gunawan, Mba?" jawabku singkat. Sambil menunggu pintu dibuka, aku duduk di kursi yang ada di teras depan.

Aku sengaja mengunjungi kakakku yang tinggal di Cimahi. Selain libur akhir pekan, juga ingin menenangkan diri sehari di tempat kakakku. Karena, dalam dua hari terakhir ini tiba-tiba hatiku dililputi perasaan yang tidak menentu, dan menjadikanku malas menjalankan aktivitas rutin keseharianku. Aku berharap, sehari di rumah kakakku bisa membuatku lebih tenang dan bisa mengembalikan motivasi diri untuk kembali menjalani kehidupan yang lebih baik.

Tiba-tiba terdengar suara pintu depan dibuka. Dan keluar kakakku dari dalam sambil berkata, "Maaf, Gun. Mba tadi lagi ketanggungan memasak di dapur." Aku bangkit dari tempat duduk dan menghampiri kakakku. "Ya mba, tidak apa-apa, kok," sahutku lirih.

Tanpa banyak bicara, kami berdua pun langsung masuk ke dalam rumah. Kakakku langsung menyuruhku masuk ke dalam kamar untuk membersihkan diri dan istirahat.

"Gun, Mba nant kerja masuk sift sore. Jadi nanti kamu aku tinggal ya?", kata kakakku sembari berjalan kembali menuju dapur.

"Ya, mba", jawabku dari dalam kamar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun