Mohon tunggu...
Gunawan Satyakusuma
Gunawan Satyakusuma Mohon Tunggu... Pilot Drone

"Dari balik layar drone, saya menemukan cara baru melihat Indonesia. Hobi fotografi dan videografi membawa saya berkeliling ke tempat-tempat indah, sekaligus menyalakan semangat untuk terus bercerita lewat gambar dan tulisan."

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menyusuri Tapaktuan, Aceh Selatan

8 Oktober 2025   06:56 Diperbarui: 8 Oktober 2025   06:56 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
By Gunawan Satyakusuma

Perjalanan menuju Tapaktuan, Aceh Selatan, dimulai dari Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Dari sini, penerbangan ke Bandara Internasional Kualanamu, Medan memakan waktu sekitar 2 jam 20 menit dengan jarak udara hampir 1.400 km.

Dari Kualanamu, perjalanan dilanjutkan dengan pesawat kecil menuju Bandara Cut Nyak Dhien, Nagan Raya. Penerbangan singkat ini memakan waktu kurang lebih 1 jam, menempuh jarak sekitar 300 km. Dari udara, sudah terlihat garis pantai barat Aceh yang panjang dan indah, dengan laut biru Samudra Hindia yang membentang.

Setibanya di Bandara Cut Nyak Dhien, perjalanan berlanjut menggunakan mobil menuju Tapaktuan. Jaraknya sekitar 130 km, ditempuh dalam waktu 3--4 jam perjalanan darat. Jalan berliku mengikuti pesisir barat Sumatra, sesekali melewati perbukitan dan desa-desa nelayan yang sederhana.

Tiba di Kota Tapaktuan

Tapaktuan, ibukota Kabupaten Aceh Selatan, dikenal dengan julukan Kota Naga. Suasana kota kecil pesisir ini terasa tenang, dengan perpaduan laut biru dan bukit hijau yang mengapitnya. Dari kejauhan, deretan perahu nelayan terlihat di tepi pantai, memberi warna khas kehidupan masyarakat pesisir.

By Gunawan Satyakusuma
By Gunawan Satyakusuma

Pantai Tapaktuan dan Legenda Tuan Tapa

Ikon utama Tapaktuan adalah Tapak Kaki Raksasa di tepi pantai. Konon, tapak kaki ini adalah peninggalan legenda Tuan Tapa, pertapa sakti yang mengalahkan naga besar. Batu karang dengan jejak kaki raksasa itu menjadi simbol budaya sekaligus daya tarik wisata utama.

Saat drone saya terbang di atas pantai, pemandangan luar biasa tersaji: ombak besar Samudra Hindia menghantam karang, tebing hijau menjulang di belakangnya, dan di antara batu-batu itulah "tapak kaki" legendaris itu tampak jelas. Dari udara, lanskap ini tampak megah sekaligus mistis.

By Gunawan Satyakusuma
By Gunawan Satyakusuma

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun