Mohon tunggu...
Gunawan BP
Gunawan BP Mohon Tunggu... -

Bukan siapa-siapa. Hanya seorang pemuda yang berasal dari Desa Bumi Pajo, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, NTB. Mencoba belajar dan berbagi melalui untaian kata dan kalimat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Guru pun Harus Menulis

6 April 2017   21:16 Diperbarui: 6 April 2017   21:29 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://magnesianews.gr

Aktivitas tulis-menulis sudah barang tentu melekat pada diri setiap guru. Hal ini bukan lagi sesuatu yang langka atau pun asing baginya. Mengingat, guru harus mengajar dan menyampaikan materi kepada siswanya. Tentu menyampaikannya lewat tulisan. Mungkin dituliskan di papan tulis, atau ditampilkan tulisannya lewat LCD atau pun sejenisnya. Sehingga siswanya pun bisa membaca dan menuliskannya di bukunya masing-masing.

Saya yakin, setiap kali mengajar, besar kemungkinan guru pasti menulis. Di samping itu juga, mengenai persoalan administrasi, seperti perangkat pembelajaran, tentu seorang guru harus menyiapkannya sebelum mengajar. Contoh, menyusun program tahunan, program semester, KKM, RPP, dan lainnya. Belum lagi administrasi lainnya juga untuk persiapan akan datangnya tim supervisi. Hemat saya, semuanya tentu berhubungan dengan tulis-menulis.

Namun, bukan lagi menjadi sebuah rahasia, bahwa kebiasaan tulis-menulis yang dimaksud hanya sebatas rutinitas kewajiban dari sekolah saja. Jarang kita lihat guru yang mau betul-betul membiasakan diri untuk menulis, selain dari yang disebutkan di atas. Padahal, kalau saja guru mau membiasakan diri untuk menulis dari apa yang dialami, yang diketahui selama hidup dan selama ia mengajar, sungguh guru yang luar biasa.

Kalau saja kita mau menelusuri satu per satu dari sekolah ke sekolah, guru penulis bisa dihitung jari. Bahkan, banyak sekolah yang tidak kita temukan guru penulis seperti yang dimaksud. Yang jelas, di setiap sekolah lebih banyak guru yang biasa daripada guru yang luar biasa (baca: guru penulis).

Menjadi seorang guru itu, mestinya harus membiasakan diri untuk menulis (di luar rutinitas di sekolah). Apalagi guru merupakan pencetak generasai bangsa. Guru penulis itu, besar kemungkinan akan bisa menginspirasi siswanya untuk menulis juga. Sehingga lahirlah generasi-generasi yang cinta akan menulis. Dengan demikian, kelak ketika mereka (baca: siswa-siswa) bekerja, mereka tidak lupa juga untuk meluangkan waktunya untuk menulis. Bila ada di antara mereka yang menjadi TNI, maka ia akan menjadi TNI penulis. Jika mereka bekerja sebagai politisi, maka ia akan menjadi politisi penulis. Begitu pula dengan profesi-profesi lainnya.

Wallahu a’lam.

Oleh: Gunawan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun