Mohon tunggu...
Gunawan BP
Gunawan BP Mohon Tunggu... -

Bukan siapa-siapa. Hanya seorang pemuda yang berasal dari Desa Bumi Pajo, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, NTB. Mencoba belajar dan berbagi melalui untaian kata dan kalimat.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mahasiswa, Diskusi, dan Budaya Literasi

19 Oktober 2017   00:18 Diperbarui: 19 Oktober 2017   00:41 2514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Berdiskusi merupakan salah satu aktivitas yang biasa dilakukan oleh mahasiswa, terlebih bagi yang telah masuk di dunia organisasi. Bahkan, kegiatan yang satu ini sudah menjadi rutinitas bagi mereka, sudah membudaya.

Tak sedikit dari kegiatan diskusi dan kajian yang dilakukannya mengubah pola pikir mereka, menjadikan mereka berbeda dari sebelumnya. Yang semula, sebelum menjadi mahasiswa, mungkin biasa-biasa saja, namun setelah menjadi mahasiswa apalagi yang haus akan dunia organisasi, perubahan dalam dirinya sudah pasti ada.

Ya, ada banyak mahasiswa yang mengalami pergeseran pola pikir bila sering melakukan kegiatan diskusi, membahas wacana-wacana terbaru. Karakter masing-masing individu juga bisa terbentuk dari kebiasaan yang satu ini.

Tentu, kebiasaan melakukan diskusi, membahas terkait dengan isu-isu terbaru, kekinian, merupakan hal yang baik dan perlu dibudayakan. Apalagi sampai bisa melahirkan ide-ide brilian, solusi yang tepat, misalnya dalam mengatasi berbagai problematika kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal seperti inilah yang diharapkan.

Kebiasaan berdiskusi, bisa kita lihat di berbagai organisasi internal maupun eksternal kampus. Di sudut-sudut kampus, taman, bahkan di masjid, selalu terlihat mereka yang melakukan diskusi. Saya katakan demikian, karena saya sendiri pernah menyaksikannya. Dulu ketika masih menimba ilmu di Kota Makassar, tepatnya di kampus Hijau, kebiasaan seperti ini sudah menjadi makanan harian bagi teman-teman yang aktif di berbagai organisasi, khususnya. Maka tak heran, setiap hari selalu ada kelompok-kelompok kecil yang terlihat sedang membincangkan sesuatu, entah di pagi hari, siang, sore, bahkan di malam hari. Dan, puncak dari aktivitas ini biasanya dilakukan setiap akhir pekan, Sabtu dan Minggu. Ini seringkali dilakukan oleh organisasi eksternal kampus, dan/atau organisasi kedaerahan.

Kegiatan diskusi semacam ini tentu mengharuskan mereka untuk membaca. Baik yang bersumber dari buku, berita-berita dari media televisi, koran, media online, maupun kejadian-kejadian yang terjadi di sekitar tempat tinggalnya masing-masing. Sebab, hanya dengan ini mereka bisa memperoleh bahan yang kemudian akan dibahas, dikaji, dan didiskusikan secara bersama-sama.

Saya sendiri salut dengan kebiasaan mereka yang selalu melakukan kegiatan diskusi, mampu membaca keadaan dan berbagai peristiwa yang terjadi, terlebih bisa memberikan solusi atau pemecahan terhadap berbagai permasalahan yang terjadi. Tentu, hal yang seperti ini tak terlepas dari salah satu tugasnya, yaitu sebagai agent of change.

Sesungguhnya, hal yang seperti ini akan jauh lebih mantap lagi, bila mahasiswa mampu mengabadikan hasil diskusinya lewat tulisan-tulisan. Dan, ini merupakan bagian dari gerakan yang perlu dan harus dilakukan dan dibudayakan oleh mahasiswa di era kontemporer.

Mahasiswa harus tahu bahwa melalui gerakan literasi, khususnya menuangkan berbagai ide briliannya dalam tulisan, adalah suatu gerakan yang efektif dalam membumikan gagasan-gagasan tersebut. Sehingga, masyarakat di berbagai pelosok negeri bahkan mancanegara bisa mengetahuinya. Perlu diingat, bahwa rekam jejak mahasiswa, masyarakat, bahkan negara hanya bisa ditelusuri melalui karya tulis yang pernah diabadikannya.

Oleh karena demikian, mahasiswa harus mengubah pola pikirnya. Kini, mahasiswa tak boleh hanya berkutat dengan rutinitas diskusi dan kajian semata. Mahasiswa harus mampu menulis. Mahasiswa harus bisa menuangkan itu semua dalam goresan pena. Mahasiswa harus menjadikan bahwa menulis merupakan bagian dari gerakannya tersebut.

Sengaja memang saya mengakhiri tulisan sederhana ini dengan mengajak kepada rekan-rekan mahasiswa agar mengabadikan setiap apa yang dialami, dirasakan, dan diketahuinya selama ini dalam balutan tulisan. Ini juga merupakan bentuk autokritik khususnya bagi saya pribadi, umumnya bagi rekan-rekan mahasiswa di mana pun berada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun