Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok Sudah "Bebas"

2 Juni 2017   16:52 Diperbarui: 2 Juni 2017   17:04 6275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya adalah orang yang paling berbahagia saat mendengar Ahok masuk penjara. Jangan marah dengan pernyataan saya ini karena ini adalah perasaan saya, suka-suka saya mau sedih atau bahagia. Situ sedih silakan saya gak marah dan saya bahagia juga jangan marah. Jangan tuduh saya berbahagia diatas penderitaan orang lain.

Saya bahagia karena Ahok sebenarnya sudah bebas seperti judul tulisan saya yang mungkin mengejutkan bagi hater dan juga lover Ahok. Hater terkejut karena menyangka Ahok beneran bebas sedangkan lover juga sama terkejutnya karena itu yang mereka harapkan. Itulah hebatnya strategi saya yang bisa membuat terkejut kedua belah pihak yang saling bersitegang. Pintarkan saya memilih judul hehehe (memuji diri sendiri dari pada tak ada yang memuji).

Saya bahagia karena Ahok adalah orang yang benar-benar bertanggung jawab dan taat hukum. Saya bahagia karena Ahok tak lari dari tanggungjawab gara-gara salah ucap. Padahal semua kita pastinya pernah berbuat silap bahkan salah ucap. Setiap hari mungkin ada saja ucapan kita yang menyinggung orang lain. Tapi kita masih bisa minta maaf dan tak sampai diproses hukum karena salah ucap.

Lain dengan Ahok yang ucapannya langsung menjadi bumerang karena panasnya konstelasi kampanye pilkada DKI. Karena hanya ucapan Ahok itulah yang bisa menjegal Ahok dari jabatan gubernur DKI dan akhirnya menjadi kenyataan. Walau segudang prestasi kerja Ahok di DKI sudah teruji tapi hilang bagai kemarau setahun disiram hujan sehari.

Seperti peribahasa bukan karena batu besar yang membuat jatuh tapi karena kerikil kecil bisa yang bikin tergelincir bukan hanya sekedar peribahasa tapi nyata dan sudah sering kita lihat menggelincirkan orang-oran hebat di sekitar kita. Maka jangan sekali-kali meremehkan kerikil kecil. Itulah kelemahan Ahok yang akhirnya membuatnya masuk penjara dan gagal jadi gubernur DKI lagi.

Benarkah Ahok sudah bebas? Ya menurut saya Ahok sudah terbebas dari beban tanggungjawab moral atas apa yang telah diucapkannya. Ucapannya yang dianggap penistaan agama itu sudah dibayarnya di penjara. Dengan legowo Ahok mengikuti semua persidangan dan akhirnya masuk penjara. Padahal kalau mau sejak awal Ahok bisa saja damai dengan GNPF MUI yang menuntutnya. Ahok bisa saja menuruti kemauan mereka agar tidak masuk penjara dengan menandatangani materai 6000 atau dengan embel-embel "uang damai". Atau bisa juga Ahok pergi ke Jerusalem untuk beribadah sekalian pelesiran ke Eropah tak balik-balik lagi tapi itu semua tak dilakukan Ahok.

Terus terang saya sebenarnya orang yang paling kecewa saat mengetahui Ahok membawa-bawa ayat Al Maidah 51 dalam pidatonya. Saya sudah menduga itulah yang akan membuat Ahok tergelincir dan dugaan saya menjadi kenyataan sekarang. Kalaulah waktu bisa direwind seperti aplikasi pemutar MP4 mungkin akan saya beritahu Ahok jangan bawa-bawa Al Maidah ayat 51 karena itu yang akan membuatnya kalah di Pilkada DKI dan menjadikannya masuk penjara.

Seandainya (untuk menghibur diri) waktu benar-benar bisa diputar ulang, kemungkinan Ahok bisa jadi gubernur DKI 2 periode dan menang di putaran pertama.Tapi ah sudahlah semua sudah terjadi mau bilang apa lagi. Ahok kini sudah terbebas dari segala bentuk tuntutan warga DKI yang ingin bebas macet tapi masih suka nyelonong di jalur busway dan nyerobot lampu merah. Ahok sudah terbebas dari warga DKI yang teriak-teriak ingin bebas banjir tapi tak mau direlokasi dan masih suka buang sampah sembarangan di kali. Bahkan sekarang rumah bedeng mulai kelihatan lagi dibawah kolong jalan tol di DKI. (Mungkin itu rumah tanpa DP yang mereka harapkan).

Ya Ahok sudah bebassekarang walau badannya terkurung di penjara, wajahnya bahagia cerah saat melepas jabatan jadi gubernur DKI. Malahan gubernur terpilih wajahnya muram karena tak menyangka bakal memikul beban yang berat jika mengikuti standar kerja seperti Ahok nanti. 

Semoga tulisan ini bisa menghilangkan kerinduanku padamu Kompasiana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun