Fakta lain juga menyuguhkan bahwa, harga komoditas cengkeh di kalangan petani tahun ini memang tidak sedang baik. Sangat jauh dari harapan dalam tempurung hidup para petani.
Untuk reksa wilayah Manggarai, Flores, NTT, harga cengkeh kering per hari ini, Jumat (24/07), berkisar antara Rp 55.000 hingga Rp 60.000 ribu per Kg. Sementara untuk cengkeh basahnya Rp 20.000- Rp 25.000 ribu per Kg.
Saya kira, harga cengkeh ditempat saya ini tidak berbeda jauhlah dengan daerah-daerah lain di Indonesia.
Penurun harga ini terjadi semenjak memasuki awal tahun yang lalu. Lebih tepatnya ketika pandemi Covid-19 mewabah di Indonesia. Ihwal, sepanjang tahun 2019 harga cengkeh di tengah petani masih bersahabat.
Yakni, Rp 90.000 ribu per Kg untuk cengkeh kering, dan Rp 40.000 ribu per Kg untuk cengkeh basah.
Baca juga: Tak Dipanen Sayang, Dipanen Malah Rugi
Konklusi sementara yang bisa ditarik ialah, harga cengkeh turun lantaran pandemi Covid-19. Selebihnya, karena industri rokok dalam negeri membatasi produksi rokok yang berimbas juga pada rendahnya permintaan atas cengkeh dari petani lokal.
Tentu kondisi ini menyesakkan dada serumpun petani cengkeh di Tanah Air. Secara khusus bagi petani-petani cengkeh kecil di tempat saya, Manggarai.
Tak terelakkan memang, bila tetap memaksakaan diri untuk menjual cengkeh dengan harga yang berlaku saat ini tentu petani akan merugi. Karena tidak setolok dengan pengeluaran pascapanen yang begitu besar.
Menunggu Harga Cengkeh Naik
Satu-satunya cara untuk keluar dari lingkaran setan kisutnya harga cengkeh tahun ini adalah menyimpan hasil panen sembari menunggu harga cengkeh kembali membaik.