Saya sangat bangga padanya. Setidaknya sudah mulai mencalak taring dengan aktifitas tani. Bukan hal yang tabu tentunya, seorang sarjana muda memilih bertani. Dari pada terus bergelut dengan keresahan karena terbebani gelar dan ijazah dalam berburu kerja.
Kendati pun memilih bertani dan bercocok tanam (porang) tidak memerlukan penalaran teoritik yang super njelimet ruwet. Santuy tanpa banyak tuntutan. Kuncinya tidak alergi dengan tanah dan cangkul saja. Proporsi pentingnya itu. Hehe
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!