Mohon tunggu...
Gufran Wenes
Gufran Wenes Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UPI

Undergraduate Student of Management Resort and Leisure

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Penanggulangan Sampah Organik pada Kelurahan Ciumbuleuit oleh Kelompok KKN 21 UPI

21 Agustus 2022   11:15 Diperbarui: 21 Agustus 2022   16:51 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Universitas Pendidikan Indonesia pada tahun ini telah memulai kegiatan Kuliah Kerja Nyata yang dilaksanakan pada rentan waktu 40 hari, yaitu dari 11 Juli 2022 - 20 Agustus 2022. 

Pada kegiatan KKN UPI 2022 saat ini terdiri, terdapat  7.089 Mahasiswa, dengan 5.607 Mahasiswa KKN Reguler serta 1.475 mahasiswa yang terdaftar pada KKN Rekognisi. 

Artikel pada laman Kompasiana kali ini merupakan hasil dari salah satu program kerja yang telah dilakukan oleh kelompok 21, mahasiswa KKN Reguler tahun ini. Alit Rahmat M.Pd merupakah Dosen Pembimbing Lapangan yang membimbing kelompok 21 pada saat kegiatan KKN pada periode ini.

Pada KKN UPI 2022, kelompok 21 mengangkat tema besar "Produksi dan Konsumsi Desa" serta mengambil 2 sub bab yaitu "Penanggulangan Sampah di Perkotaan atau Tersedianya Unit Pengolahan Sampah" dan " Mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan terhadap bumi melalui pola produksi dan konsumsi masyarakat" dengan tujuan, program kerja yang dilakukan oleh kelompok 21 dapat mengurangi sampah yang dihasilkan oleh warga dengan cara mengolah limbah tersebut menjadi hal yang dapat dimanfaatkan oleh warga, sehingga dampak negatif yang ditimbulkan oleh sampah rumah tangga tersebut akan berkurang.

Salah satu program kerja yang dilakukan oleh kelompok 21 yaitu pengolahan sampah organik pada RW 07, RT 02, Kelurahan Ciumbuleuit, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung. 

Ide pengolahan sampah organik ini tercetus ketika survey yang telah dilakukan kelompok 21 pada lokasi yang telah ditentukan, hal ini dilatarbelakangi karena tersebarnya sampah organik pada wilayah tersebut, oleh karena itu kelompok kami memperoleh sebuah ide agar sampah organik tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat, yaitu dengan cara mengolah sampah menjadi pupuk kompos agar dapat sampah organik tersebut tidak hanya sebatas memberi kerugian bagi masyarakat.

Sampah organik pada lingkungan masyarakat dinilai sangat mengganggu, hal ini dikarenakan sampah organik dapat mengganggu penciuman serta merusak estetika atau visual pada suatu tempat dan dapat menurunkan kandungan tertentu yang dapat merugikan pada tanah, oleh karena itu masyarakat harus tahu bagaimana cara menanggulangi limbah ini, karena hal ini juga termasuk tanggung jawab bagi semua masyarakat yang berada pada wilayah tersebut.

Kompos merupakan hasil dari penguraian bahan organik yang dipercepat dengan cara memanfaatkan berbagai macam mikroba dalam lingkungan yang hangat, lembab dan aerobic atau anaerobic. 

Kompos itu sendiri bertujuan untuk menanggulangi sampah organik yang dihasilkan rumah tangga agar menjadi sesuatu yang bermanfaat sehingga diharapkan timbulnya rasa cinta terhadap lingkungan. 

Kompos juga memiliki andil dalam memperbaiki struktur tanah, karena dapat meningkatkan kandungan bahan organik dari tanah dan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan airnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun