Mohon tunggu...
Go Teng Shin
Go Teng Shin Mohon Tunggu... -

Menulis dengan Data dan Logika.\r\nHobby tertawa, tinggal di Jakarta Barat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dua Muka Teman Ahok

10 Juni 2016   12:33 Diperbarui: 10 Juni 2016   12:37 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teman Ahok adalah lima anak muda idealis dan innocent yang pada Juni 2015 bisa maju ke depan Notaris untuk bikin akte. Pada saat mereka baru beberapa tahun saja mendapat KTP. Sementara teman sepantarannya masih dangkal soal hukum; mereka sudah bisa membentuk organisasi secara legal dan sah.

Jika dulu Faisal Basri dikabarkan sampai harus berhutang dengan jaminan rumah untuk biaya menjadi cagub independent, lima anak muda ini langsung dapat seed money dari Cyrus Network Rp 500 juta. Lembaga Konsultan yang biasanya haus duit, tiba-tiba jadi dermawan dan sosial, berinvestasi setengah miliar untuk calon independent yang saat itu menyatakan diri akan nyalon saja belum.

Lalu entah bagaimana caranya, lima anak muda ini bisa memakai asset Pemprov DKI di Graha Pejaten dengan GRATIS. Pada saat teman-temannya bayar kamar kos saja masih harus menadah kepada orang tua. 

Kita bicara tentang anak muda dari keluarga bersahaja. Bukan Melvany Kasih si anak magang sekaligus putri bos Artha Graha. Apalagi Sunny Tanuwijaya si anak magang yang punya sejumlah konglomerat di speed dial.

Lebih hebat lagi, tiba-tiba saja mereka bisa membuka puluhan posko di mall; dengan properti yang bernilai belasan-puluhan juta setiap boothnya : meja, kursi, banner, credenza yang semua dipesan khusus. Lalu ada yang menjaga sejak mall buka sampai tutup. Hari biasa 1-2 orang, kalau weekend bisa 3-5 orang bahkan lebih. Luar biasa, pada saat bisnis yang sudah established saja tidak segampang itu bisa membuka point of sales, apalagi sampai puluhan dalam waktu singkat.

Anak muda Teman Ahok yang sangat luar biasa; dalam hitungan bulan bisa mengumpulkan beratus ribu KTP. Dahsyatnya lagi, ngumpulinnya dua kali. Atas prestasinya yang sedemikian DIGDAYA, mereka bisa menantang Parpol yang sudah lama eksis. Dalam 2 bulan sejak berdiri,  mereka sudah mendeklarasikan jumlah KTPnya telah mengalahkan 3 partai gurem termasuk Nasdem dan Hanura. Lalu pada November 2015 mereka gembar-gembor telah mengalahkan PKS. Pada Januari 2016 kembali pecah rekor menghabisi Gerindra. Dan target finalnya adalah meng-K.O PDIP dengan lebih dari 1,2 juta KTP. Tak masalah jika perbandingan itu  apple to apple atau tidak.  Angka yang mereka jadikan acuan dalam mengalahkan parpol itu adalah angka suara dalam sehari pemilu; sementara mereka mencapainya dengan mengasong berbulan-bulan di mall. 


Di zaman krisis harga diri ini kita juga disuguhkan kisah parpol gurem yang sudah dipermalukan demikian rupa, bahwa mesin partainya dianggap kalah dari anak-anak naif politik; ternyata tanpa rasa malu mendukung calon independent yang notabene eksistensinya adalah bukti ketidak-becusan parpol dalam kaderisasi.

Dan puncaknya, para anak muda Teman Ahok ini juga begitu SAKTI sampai bisa mengultimatum Ahok pada Maret 2016, pilih mereka atau pilih PDIP. 

Ahok? Ada yang bisa mengancam Ahok ya? Ada yang bisa membuat Ahok menurut? Hebattt sekali, sementara politisi senior saja banyak yang lemas kakinya menghadapi Ahok.

Setelah sederet kiprah dan prestasi yang luar biasa di atas; tidak heran banyak yang menganggap Teman Ahok ini anak-anak indigo dengan tiket politik fast-track. Hegemoni politik baru dan gelombang idealisme yang bisa memecah tembok, sedahsyat falungong. Bahkan katanya Singapura pun sampai dibikin takut kesambet gelombang pembaharuan ini, sampai sedemikian paranoidnya  melarang bazaar makanan, ceramah anak muda sambil mengumpul 100-200 KTP di ruang rapat sewaan. 

Image yang hebat ini sayangnya langsung buyar pada tes tekanan pertama. Jangankan dibanding dengan anggota falungong yang sanggup dipersekusi begitu kejam, atau mahasiswa pendemo pemerintah yang menerjang dengan nekad di bawah hujan pentungan dan gas air mata, atau gerakan mahasiswa di Trisakti dan Semanggi yang menghadapi peluru karet sampai peluru tajam; para pendiri Teman Ahok yang hebat ini ternyata begitu rapuh. Yang ke Singapura traumatis dan menangis di ruang interview imigrasi berAC dan petugas yang tunduk pada konvensi Jenewa. Yang di rumah gegabah menyebar ancaman pada negara lain bak cacing kepanasan. Setelah itu pakai teknik lawas, menggoreng isu jilbab untuk menuai simpati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun