Mohon tunggu...
G Tersiandini
G Tersiandini Mohon Tunggu... Lainnya - Mantan guru di sekolah internasional

Mantan guru, penikmat kuliner dan senang bepergian.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Liburan Akhir Minggu di Kawasan Gunung Bunder

24 Juli 2014   23:57 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:19 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gunung Bunder terletak di kawasan taman nasional Halimun Salak. Letaknya tidak begitu jauh dari Bogor. Namun tempat ini belumlah sepopuler kawasan Puncak yang semakin hari semakin padat dan di akhir pekan atau saat liburan selalu terjadi kemacetan. Karena alasan tersebut, penulis beserta keluarga mencoba untuk pergi ke Gunung Bunder saat ingin berakhir pekan ke daerah yang sejuk namun tidak jauh dari Bogor.

Pagi hari dengan mobil sewaan, kami berangkat dari rumah menuju Gunung Bunder. Kami mengambil rute Jalan Baru kemudian ke arah Darmaga. Karena kami berangkat pada pagi hari, lalu lintas menuju Darmaga belum padat dan belum ada kemacetan. Dari Darmaga kami mengikuti petunjuk yang ada menuju Gunung Bunder. Di kiri kanan jalan akan terlihat perkebunan milik penduduk dan rumah-rumah penduduk. Sekitar satu setengah jam dari Bogor kami pun sampai di pintu masuk kawasan Taman Nasional Halimun Salak tersebut.

Ketika memasuki kawasan taman nasional, suasananya menjadi sangat teduh karena tentu saja di kiri kanan jalan tumbuh pepohonan tinggi nan rindang. Jalannya bisa dibilang sempit, namun bisa dilalui oleh dua mobil (ketika berpapasan). Tidak jauh dari pintu masuk setelah masuk beberapa ratus meter, kita dapat melihat jejeran pohon cemara. Indah sekali saat kendaraan kami melewati pepohonan tersebut. Kita dapat melihat pancaran sinar matahari dari balik rerimbunan daun pinus. Pemandangan yang menakjubkan. Tempat ini masih asri dan jauh dari hingar bingar pengunjung dan kendaraan. Belum banyak orang yang mengenal tempat ini, jadi masih sangat nyaman dan tenang, tidak seperti kawasan Puncak yang sudah sangat ramai.

[caption id="attachment_349522" align="aligncenter" width="300" caption="Kawasan Taman Nasional Halimun Salak"][/caption]

[caption id="attachment_349525" align="aligncenter" width="300" caption="Jejeran pohon pinus"]

1406194952963921802
1406194952963921802
[/caption]

Ternyata di kawasan taman nasional tersebut terdapat beberapa obyek wisata. Pengunjung dapat naik sampai ke Kawah Ratu, dan bisa juga mengunjungi air terjun yang jumlahnya sangat banyak. Ada curug Ngumpet, curug Pangeran, curug Sewu, dan masih banyak lagi. Di sana juga tersedia beberapa penginapan juga tempat berkemah. Penginapan tempat penulis menginap terletak tidak jauh dari curug Pangeran.

Ketika sampai di kawasan taman nasional tersebut hari sudah siang dan sudah saatnya makan siang. Sayangnya di kawasan itu tidak tersedia restoran-restoran besar seperti di kawasan Puncak. Di sana hanya ada warung-warung kecil yang menyediakan menu sederhana seperti nasi goreng kampung, mie goreng kampung, ayam goreng, tempe dan tahu goreng, serta sup dan soto ayam. Karena sudah lapar, akhirnya kami memutuskan untuk makan di sebuah warung dekat penginapan yang berada di belokan dan tepat di jalan menuju curug Pangeran. Makanan yang disajikan lumayan enak, enah karena lapar atau memang masakannya enak.

Selesai makan, kami kembali ke penginapan untuk bersantai. Begitu sampai di penginapan, hujan turun dengan deras. Ketika hujan reda, penulis dan kakak penulis pergi untuk melihat curug Ngumpet. Walaupun sedang hujan ada juga pengunjung yang mengunjungi curug tersebut. Karena hari sudah semakin sore dan hujan belum juga berhenti, kami pun memutuskan untuk kembali ke penginapan.

[caption id="attachment_349530" align="aligncenter" width="300" caption="Curug Ngumpet"]

14061953711903741791
14061953711903741791
[/caption]

[caption id="attachment_349531" align="aligncenter" width="300" caption="Curug Cigamea dari jauh"]

1406195448682835819
1406195448682835819
[/caption]

Saat sampai di penginapan, hujan deras turun kembali. Kabut pun semakin menebal. Dingin rasanya, tetapi penulis sangat menyukai suhu seperti ini. Kami pun duduk-duduk di teras atas di penginapan kami sambil memandangi hujan dan kabut yang semakin pekat. Hari pun semakin gelap dan mulai muncul rasa bingung apa yang akan kami makan untuk makan malam karena malas juga rasanya untuk pergi dan mencari makan di saat hujan deras. Untungnya karena tahu bahwa di villa tempat kami menginap tersedia dapur, jadi dari rumah kami sudah membawa mie telor, sayuran, baso, beras, rice cooker dan ayam panggang. Dengan bahan-bahan yang ada, penulis menyiapkan mie rebus dan nasi sebagai teman ayam panggang. Malam itu kami sama sekali tidak kelaparan dan menu mie rebus sangat cocok untuk udara dingin seperti saat itu.

Setelah makan kami masih duduk-duduk di teras sambil bercakap-cakap. Lama kelamaan rasa kantuk mulai menyerang, kami pun pergi tidur. Malam itu udara sangat dingin dan kami tidur dengan pulas.

Keesokan harinya, pada pagi hari penulis sempatkan diri untuk pergi ke curug Pangeran yang letaknya tidak jauh dari tempat penginapan. Rupanya kami adalah orang pertama yang mengunjungi curug itu karena hari masih pagi. Loket pun masih tutup jadi kami dapat masuk tanpa membayar tiket masuk. Curug ini tidak tinggi dan tidak besar, namun kolam airnya berwarna hijau. Indah sekali, membuat kita ingin mencebur ke dalam kolam hijau tersebut. Sejuk sekali mata ini rasanya ketika memandangnya. Dari curug ini kami pun pergi ke kawasan hutan pinus untuk mendokumentasikan hutan pinus tersebut. Deretan pohon-pohon pinus ini sangat indah dipandang mata.

[caption id="attachment_349532" align="aligncenter" width="300" caption="Curug Pangeran"]

1406195522508758469
1406195522508758469
[/caption]

[caption id="attachment_349533" align="aligncenter" width="300" caption="Hijaunya kolam di curug Pangeran"]

1406195577672918320
1406195577672918320
[/caption]

[caption id="attachment_349534" align="aligncenter" width="300" caption="Hutan Cemara"]

140619565470493407
140619565470493407
[/caption]

Puas mengambil foto di tempat itu, kami pun kembali ke penginapan dan bersiap-siap untuk pulang ke Bogor. Saat pulang ke Bogor, kami tidak melewati Darmaga, namun mengambil jalan melalui Ciapus. Di sekitar Ciapus pun ternyata dapat ditemukan beberapa air terjun, seperti air terjun Cilember dan Cinangka. Di situ juga terdapat beberapa situs sejarah, namun kami tidak berhenti untuk mengunjunginya. Tiba di Bogor, karena kami melewati kawasan Empang, kami pun mencari restoran di sekitar Suryakencana karena sudah saatnya makan siang. Selesai makan, kami kembali ke rumah. Semua merasa senang dengan liburan akhir minggu di Gunung Bunder ini.

Sumber foto: pribadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun