Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sepenggal Kisah Kekuatan Sejati di Balik Paritta Suci

29 April 2023   05:55 Diperbarui: 29 April 2023   05:51 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepenggal Kisah Kekuatan Sejati di Balik Paritta Suci (gambar: antarafoto.com, diolah pribadi)

Ini adalah kisah nyata yang dialami oleh kakak laki laki dari ayahku yang biasa ku panggil pakde Purwadi atau pakde Pur. Ia adalah seorang  guru agama buddha dan aku adalah keponakan sekaligus muridnya saat sekolah dulu.

Seperti biasa  Saat itu di hari minggu, kami menghadiri sekolah minggu bersama pakde Pur. Dan, kebetulan materi saat itu adalah menghafal dan membaca parita suci. Kegiatan menghafal dan membaca parita suci adalah hal yang sangat membosankan bagiku dan teman teman lain. Yang kami pikirkan hanyalah bermain-main saja.

Sepertinya pakde Pur pun mengerti akan keributan dan kebosanan kami. sehingga untuk membuat suasana lebih menyenangkan, ia pun menceritakan kisah dan pengalamanya yang membuat kami semangat dalam membaca parita di kemudian hari.

Suasana mulai hening dan pakde pun memulai ceritanya.

Kejadian ini terjadi pada tahun 1989. Kala itu pakde Pur memimpin rombongan Pemuda Buddhayana Indonesia yang merupakan gabungan dari beberapa vihara di kepulauan Riau untuk menghadiri sarasehan se-Indonesia di Bandar Lampung.


Pakde Pur dan rombongannya pun berangkat menaiki kapal dan singgah di pulau-pulau lainya untuk menjemput rombongan pemuda dari vihara yang ada di pulau tersebut.  

Yah, pada masa itu memang transportasi lautlah yang menjadi pilihan utama untuk bepergian ke Kepulauan Riau. Itu karena letak geografisnya yang memang terdiri dari pulau-pulau kecil yang dipisahkan oleh lautan luas.

Sebelum berangkat, pakde mengajak rombongannya untuk melakukan puja bakti singkat di vihara. Mereka pun melaksanakan puja bakti avalokitesvara dan membaca parita pattumodana.

Meskipun singkat mereka melaksanakan puja bakti itu dengan khusyuk dan bersungguh-sungguh. Begitu pula saat sampai di vihara lainya, pakde Pur seperti tak bosan-bosannya mengingatkan dan mengajak para rombongan untuk selalu melaksanakan puja bakti singkat.

Setelah semua rombongan dari berbagai  daerah telah berkumpul, mereka pun melanjutkan perjalanan ke Bandar Lampung. Obrolan-obrolan ceria sambil menikmati perjalanan di dalam kapal pun mereka nikmati dengan gembira. Meskipun ada beberapa di antara mereka yang mabuk lautan. Namun, semua itu terbayarkan dengan panorama indah yang membentang dalam perjalanan.

Selang beberapa lama mereka pun tiba di daerah tujuan, yaitu Bandar Lampung. Sesampainya di sana mereka langsung menuju ke tempat menginap yang disediakan oleh panitia. Pakde Pur dan rombonganya mendapatkan tempat di wisma haji Bandar lampung.

Di tempat inilah rombongan mengalami suatu kejadian yang luar biasa. Kejadian yang tak pernah bisa ia lupakan dan selalu menjadi kenangan yang membekas di hidupnya.

Malam itu adalah malam pertama pakde dan rombonganya menginap di wisma haji.  Karena perjalanan yang begitu melelahkan, mereka pun langsung beristirahat agar dapat kembali bugar keesokan harinya. Hari yang padat dalam rangkaian kegiatan sarasehan.

Pakde Pur mendapat tempat tidur diranjang tingkat bagian atas. Tak ada hal hal aneh yang mereka rasakan saat itu. Namun, pada pukul 22.00 tiba-tiba kipas angin di ruangan mereka rusak. Beberapa orang dari panitia pun datang untuk memperbaikinya hingga akhirnya bisa berfungsi kembali.

Sekitar pukul 00.00 pakde Pur bermimpi. Ia melihat ada kebakaran hebat. Ia lalu berteriak minta tolong. Tapi, masih dalam keadaan tertidur. Mata terpejam, tapi mulut bersuara.

"Tolooooong toloooooong ada kebakaran tolooooongg " teriak pakde Pur dalam keadaan mata tertutup.

Para rombongan yang tengah tertidur lelap terbangun oleh suara minta tolong pakde Pur. Dan, alangkah kagetnya mereka ternyata kipas angin yang tadinya rusak tengah terbakar. Dengan api yang hampir menyambar ranjang tingkat mereka.

Dengan panik dan tergesa-gesa seluruh rombongan berupaya memadamkan api. Dengan alat seadanya dan air dari kamar mandi, mereka terus berusaha memadamkan api tersebut, sampai  akhirnya api berhasil di padamkan.

Setelahnya, barulah Pakde Pur tersadar dari tidurnya. Ia kaget dan bergegas ingin membantu memadamkan api. Namun, api sudah sudah padam dan hanya tersisa asap yang mengebul.

Di tengah kelegaan akibat kepanikan sesaat, seorang ketua rombongan dari vihara lain yang bernama Romo Kho, menepuk Pundak pakde Pur sambal berkata,

"Untung ada Romo Pur kalau tidak sudah hangus kita semua"  ucap Romo Kho sambil bersyukur.

Dari kejadian ini  pakde Pur mengingat kembali hal yang ia lakukan selama perjalanan. Yah, mungkin inilah buah dari hal baik yang ia lakukan. Ternyata melaksanakan puja bakti dan mebaca parita secara bersungguh-sungguh memiliki kekuatan yang luar biasa hingga pakde Pur dan rombongan terhindar dari malapetaka.

Pakde Pur pun mengakhiri kisahnya. Ia berpesan untuk selalu giat membaca parita-parita suci terutama saat hendak berpergian. Karena selain menunjang tumbuhnya karma baik, membaca parita suci dengan bersungguh-sungguh memiliki kekuatan besar yang bisa melindungi kita.

**

Banjarnegara, 29 April 2023
Oleh: Sutiyani A.P, Kompasianer Mettasik

Ibu Rumah Tangga Praktisi Buddhis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun