Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Keajaiban Hidup, Ketika Kita Bisa Mengosongkan Pikiran

9 November 2022   19:09 Diperbarui: 9 November 2022   19:21 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keajaiban Hidup Ketika Kita bisa Mengosongkan Pikiran (gambar: huffpost.com, diolah pribadi)

Itu yang jadi pangkal masalah. Dia janji akan membantu mengurus itu hingga tuntas dan aku bisa pulang dengan puas!

Urusan yang semula bertahun terasa sebagai masalah besar itu selesai begitu saja. Dalam waktu satu jam saja. Padahal, aku sudah menyiapkan diri untuk setengah hari berkutat mengurus administrasi perbankan. ...

Pulang dari bank, hatiku terasa ringan dan pikiran lapang. Badan ikut terasa ringan melayang. Mau menari-nari di jalan, takut dikira gila!

Seharian itu aku lanjutkan setelan default 0:0 di kepala. Beberapa kejadian tidak mengenakkan yang kualami dengan beberapa orang lain setelah itu jadi tidak masuk hitungan! Orang -orang yang tidak sadar dan patut dikasihani. Takkan kubiarkan apapun dan siapapun mengubah setelan default 0:0 di kepalaku.

Kutolak situasi apapun di luar yang memancingku untuk marah, kesal, ngomel, menggerutu, mengeluh, galau, takut, atau bahkan sekadar kepo. Cukup kuamati apapun dan siapapun tanpa bereaksi. ....

Semua kejadian yang bisa diceritakan sebagai masalah hari itu bisa lesap ke dalam masa lalu dan tidak dapat tempat di dalam memori untuk kubawa ke masa depan. Terlebih lagi berita-berita dan cerita-cerita dari seantero negeri dan dunia ini sehari itu, yang tidak pernah habisnya. ...

Semua kejadian dan seluruh cerita duniawi hanya melintas di kesadaran bak mimpi. ...

Sistem default 0:0 itu membuatku jadi bisa menerima apapun dan hidup ini mendadak indah dan ringan. Misalnya pada hari itu aku bisa menerima bahwa setiap manusia hanya sedang melakukan yang dikiranya terbaik untuk dirinya.

Dan tidak semua orang diberkati dengan kepekaan untuk menghormati waktu orang lain. Tidak semua orang beruntung memiliki rasa simpati, dan empati, serta rasa syukur yang otomatis.

Sehingga tidak semua orang mudah dan terbiasa berterima kasih dalam menerima kebaikan lain, kecil atau besar. Setiap orang hanya memikirkan kepentingan dirinya dan kebanyakan berinteraksi secara transaksional.

Tidak semua orang mampu merasa cukup hingga mereka terus cenderung serakah dan kebiasaan menimbun. Tidak semua orang percaya diri sehingga mereka masih merasa perlu memamerkan apa yang mereka punya, apa yang mereka bisa, dan apa-apa yang pernah mereka punya dan bisa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun