Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Keajaiban Hidup, Ketika Kita Bisa Mengosongkan Pikiran

9 November 2022   19:09 Diperbarui: 9 November 2022   19:21 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keajaiban Hidup Ketika Kita bisa Mengosongkan Pikiran (gambar: huffpost.com, diolah pribadi)

Pendek kata dan terutama aku mulai belajar memerima bahwa tidak semua orang beruntung dianugerahi kesadaran sebagai manusia hidup.

Harus kuterima semua itu karena bila tidak, maka hidupku akan kulewati dengan melawan arus deras kehidupan berupa kekacauan dan kegaduhan yang diciptakan oleh gelombang pikiran manusia-manusia lain.

Harus kuterima bila aku tidak mau tumbuh menjadi negaholik: Setiap hal aku persoalkan, setiap kelakuan orang akan kukeluhkan, terlalu banyak yang membuatku tak berkenan. Semua hal keliru ingin aku kukoreksi, kritisi, sinisi, kepoi, ... seakan-akan hanya aku di dunia ini yang sudah benar, lurus, dan sempurna! Itu aku yang mengerikan!

Bila sudah negaholik, bisa-bisanya pula aku nanti merasa bahwa nasib burukku dan hidupku begini karena ayahku dan ibuku begitu, karena mantanku dulu, karena si Anu, karena ... Jokowi!

Lagi pula, bukankah hidup ini sendiri sudah amat sangat adil? Setiap orang hanya mendapatkan apapun yang mereka niatkan, pikirkan, ucapkan, dan lakukan. Dan masalah-masalah yang terpaksa kita geluti di masa kini tiada lain merupakan buah-buah yang benih-benihnya kita tanam di masa lalu. ...

Selayaknya pula, kubiarkan saja prasangka dan asumsi orang, apapun itu, siapapun itu, termasuk prasangka dan asumsi tentang aku, kalaulah ada. Tak perlu kuhitung dan kuperhitungkan agar semua itu tidak memasuki sistemku yang default 0:0.

Bukan mustahil sistem default 0:0 itu kuterapkan setiap hari. Kuat? Kuat sih kuat mungkin asalkan mau.

Tetapi jadi kebayang. Kasihan juga manusia-manusia lain di luar sana yang berharap, menanti tanggapan dan reaksiku, yang mungkin diam-diam telah berasumsi begini begitu tentang aku, dan bahkan berprasangka terhadapku.

Kasihan yang sudah terlanjur mengharapkan aku begitu begini, kasihan pengirim email yang mengira bisa menuntut perhatian dan waktuku. Kasihan orang yang menerima pesan WA-ku dan hanya membacanya tapi dengan sengaja tidak membalas karena ia tidak berkenan atau kecewa tidak mendapatkan tanggapan yang diharapkannya dariku.

Oh iya! Nyaris setiap interaksi kita sehari-hari itu penuh muatan harapan dan tuntutan orang terhadap kita!

Mereka akan lebih kecewa lagi dong bila tahu aksi negatif mereka tak sedikit pun mendapat reaksi bahkan tidak mampu menembus sistem default kita. Sungguh kasihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun