Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Indera Keenam

5 September 2022   05:36 Diperbarui: 5 September 2022   10:48 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar: fineartamerica.com, diolah pribadi

Yang umum dikenal adalah panca indera, penglihatan, pendengaran, penciuman, penyentuhan dan pengecap.

Jika tidak catat apapun, tidak terhalang awan, mata mampu melihat objek yang ada di ribuan bahkan jutaan kilometer, seperti melihat matahari, bulan dan bintang. Telinga dapat mendengar suara yang beberapa kilometer. Hidung lebih dekat lagi, hanya dapat mencium bau-bauan sekitar beberapa meter saja.

Kulit hanya dapat merasakan kalau benar-benar tidak ada jarak, jarak sama dengan nol. Objek harus menempel di kulit. Lidah hanya dapat mengecap rasa kalau dimasukkan ke dalam mulut, jarak dengan objek minus.

Proses kognitif (mengenali) panca indera harus memenuhi syarat, yaitu adanya objek, indera secara fisik yang sehat, adanya media pengantar, kontak, perhatian, adanya kesadaran indera, barulah objek tersebut dikenali. Jika salah satu syarat tidak terpenuhi, maka proses kognitif tidak terjadi.

Misalkan proses melihat, adanya sepiring nasi dalam jangkauan penglihatan, mata dalam keadaan sehat, adanya cahaya, perhatian diarahkan, terjadilah kontak, kesadaran indera penglihatan muncul, barulah sepiring nasi dikenali. Semua proses ini dijelaskan secara detail, yang dikenal dengan istilah Citta Vithi.

Selain panca indera yang umum dikenal, Buddha menyebutkan pikiran juga sebagai indera keenam, yang bekerja mengenali aktivitas pikiran/batin. Seperti mengenali perasaan kecewa, senang, netral, emosi benci, marah, serakah, iri dan lainnya. Indera-pikiran dalam bahasa Pali dikenal sebagai mano.

Proses kognitif yang indera-pikiran, sama seperti proses indera lainnya. Harus ada objek (pikiran), indera-pikiran dalam kondisi baik, perhatian, kontak, adanya kesadaran-pikiran (mano vinnana), barulah objek pikiran tersebut dikenali.

Dari semua panca indera, apa yang dikenali oleh lidah adalah yang paling sulit dijelaskan. Menjelaskan rasa buah matoa dengan kata-kata, tidak akan dapat dipahami orang lain.

Sama halnya apa yang dikenali oleh indera-pikiran tidak dapat dijelaskan pada orang lain, menjelaskan yang dikenali oleh lidah saja sudah sulit, apa lagi menjelaskan apa yang dikenali oleh indera-pikiran.

Satu-satunya cara untuk mengenali apa yang dikenali oleh lidah adalah dengan cara mencicipi sendiri. Begitu mencicipi, maka sudah jelaslah apa yang dimaksud.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun