Majjhima Patipada menghindarkan diri dari ekstrim pemuasan nafsu diatas kebutuhan dan ekstrim menyiksa diri hidup dibawah kebutuhan. Dahulu masalah terbesar manusia adalah kekurangan makan, kelaparan. Sekarang bencana terbesar manusia adalah kelebihan makan. Membuat makin banyak penderita diabetes, kolesterol dan berbagai penyakit. Ini karena ekstrim dalam berkonsumsi. Tidak moderat seimbang.
Majjhima Patipada adalah jalan tengah dalam 8 dimensi kepatutan. Meliputi berpandangan, berpikir, berucap, berbuat, bermatapencaharian, berdaya upaya, berperhatian, dan berkonsetrasi yang patut.
Di jalan ini manusia akan mencapai keharmonisan hidup, rukun dengan alam, mencapai kebahagiaan tetinggi terbebas secara permanen dari penderitaan atau nibbana. Melampaui toleransi, mencapai akseptansi, kemanunggalan dengan alam, tidak lagi hidup dalam dualisme baik buruk, salah benar, aku engkau.
Moderasi beragama adalah ajakan untuk kembali pada esensi Dhamma yaitu melaksanakan Majjhima Patipada atau jalan tengah untuk meningkatkan kapabilitas dan kualitas diri dalam memanusiakan manusia dan demi kebaikan semua mahluk.
Moderasi beragama adalah hidup dalam keseimbangan.
Seperti alam ini semua seimbang, Planet-planet bergerak tanpa benturan. Semua harmonis karena keseimbangan, Mentari terbit dalam keseimbangan, Terbit apa adanya, Terang sinar dan teriknya, Tanpa cinta kasih, Tanpa benci. Tanpa memberi, Tanpa meminta. Dia hanya terbit bersinar, dan Terbenam dalam malam.
Apa yang menjadi pembanding atau ukuran seseorang bisa dianggap sudah moderasi?Â
Salah satu dari indikator implementasi Moderasi Beragama adalah terciptanya keharmonisan dan perdamaian.
Dalam Saraniya Dhamma, Sang Buddha menjelaskan terdapat enam faktor yang membawa keharmonisan;
(1) memancarkan cinta kasih dalam perbuatan;
(2) memancarkan cinta kasih dalam ucapan;