Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta, Resep Cespleng Mengakhiri Konflik

18 Mei 2022   08:18 Diperbarui: 9 Oktober 2022   06:26 1648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta (gambar: timesofindia.indiatimes.com, diolah pribadi)

Ketidaktahuan atau kebodohan juga dapat menyebabkan seseorang atau satu pihak membenci orang atau pihak lain. Kebencian muncul karena menggunakan persepsi sendiri untuk menilai orang atau pihak lain.

Padahal persepsi bisa salah. Persepsi seringkali tidak terlepas dari kepentingan dan sudut pandang diri sendiri.

Karena ketidaktahuan persis tentang apa yang dipikirkan dan menjadi latar belakang orang atau pihak lain melakukan sesuatu, kebencian lantas muncul. Apalagi jika tindakan orang atau pihak lain tersebut berbeda atau bahkan berseberangan dengan keinginan diri sendiri.

Kebencian yang didorong oleh keserakahan dan/atau ketidaktahuan ini lalu menimbulkan tindakan buruk terhadap orang atau pihak lain. Karena merasa tidak puas dan/atau tidak adil, orang atau pihak lain itu lalu membalas dengan tindakan buruk pula.

Karena masing-masing pihak memiliki teman, sekutu, bahkan komunitas atau koloni, perseteruan bisa meluas bahkan sampai menyebabkan perang. Balas membalas hingga kepada skala yang besar itulah yang membuat bumi dan dunia ini jauh dari rasa aman, damai, dan tenteram.

Apakah ada cara yang bisa menghentikan SEGERA perang antara Rusia dan Ukraina secara CEPAT dan TUNTAS?

Ajaran Buddha mengandung cara yang dimaksud. Tidak hanya mampu menghentikan perang Rusia -- Ukraina, tetapi juga semua perang yang sedang berlangsung. Bahkan dapat mencegah perang yang akan terjadi di kemudian hari.

Dalam kitab suci Dhammapada syair 1 dan 2, Buddha mengatakan:

"Segala PERBUATAN (BURUK) didahului oleh pikiran, dipimpin oleh pikiran, dan dihasilkan oleh pikiran. Bila seseorang bicara atau berbuat dengan PIKIRAN TIDAK SUCI, PENDERITAAN pun akan mengikuti, seperti roda pedati mengikuti jejak kaki lembu yang menariknya."

"Segala PERBUATAN (BAIK) didahului oleh pikiran, dipimpin oleh pikiran, dan dihasilkan oleh pikiran. Bila seseorang bicara atau berbuat dengan PIKIRAN SUCI, KEBAHAGIAAN pun akan mengikuti, seperti bayang-bayang tak pernah meninggalkan dirinya."

Pikiran tidak suci yang dimaksud oleh Buddha, di antaranya adalah pikiran yang diliputi oleh kebodohan (ketidaktahuan), keserakahan, dan kebencian. Tentu saja pikiran suci adalah sebaliknya, yakni yang tidak diliputi oleh ketiga akar kejahatan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun