SENTANI, Lintaspapua.com - Dalam rangka mendukung Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI di wilayah adat Tabi, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jayapura menyerahkan donasi 1.000 karton Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Robongholo kepada Pemerintah Kabupaten Jayapura.
Penyerahan tersebut dilakukan secara simbolis oleh Direktur Utama PDAM Jayapura, Dr. H. Entis Sutisna, SE, MM., dan diterima oleh Ketua Umum KMAN VI sekaligus Bupati Kabupaten Jayapura, Mathius Awoitauw, SE, M.Si., di Kantor Bupati Jayapura, Sentani, Selasa (18/10).
Direktur Utama PDAM Jayapura, Dr. H. Entis Sutisna, SE, MM., berharap donasi tersebut bisa meringankan beban panitia dalam hal penyiapan kebutuhan air bersih.Â
"Hari ini PDAM Jayapura menyerahkan donasi 1.000 Karton AMDK Robongholo kemasam 330 ml atau sekitar 24.000 botol, yang akan didistribusikan ke panitia KMAN VI, kiranya bantuan ini bisa sampai ke kampung-kampung penyelenggaraan dan terkhusus para peserta kongres," katanya.
Entis ungkapkan, selain AMDK Robongholo, PDAM juga menyiapkan petugas teknik dibantu tim UPP Sentani dan dua armada truk tangki air yang bersiaga di Stadion Barnabas Youwe dimana Stadion tersebut merupakan venue pembukaan KMAN VI.
"Pelayanan air bersih di 10 kampung di Kabupaten Jayapura, berdasarkan tingkat keterjangkauan, banyak permukiman yang dilayani oleh sumur bor, maka pelayanan akan dilakukan dengan didukung stasiun pengisian air di Pos 7 melalui 2 armada truk tangki air," ungkap Entis.
Dibeberkan, apabila terjadi lonjakan permintaan maka PDAM akan menggandeng pihak swasta untuk membantu pelayanan dengan menambah armada.
Sementara itu, Ketua Umum KMAN VI, Mathius Awoitauw, SE, M.Si., mengatakan pihaknya sudah mengadakan pertemuan dengan BUMN dan BUMD, serta mengajak agar turut berpartisipasi dalam mensukseskan KMAN VI.
Lelaki yang juga menjabat sebagai Bupati Kabupaten Jayapura ini juga memberikan apresiasi kepada PDAM Jayapura atas dukungannya dalam KMAN VI. "Terima kasih PDAM Jayaoura yang sudah mendukung perhelatan di Kabupaten Jayapura mulai dari PON XX, Peparnas XVI dan sekarang KMAN VI," ujarnya.
Dijelaskan, perhelatan itu cukup memberatkan, karena tidak dianggarkan dalam program pemerintah baik di tingkat provinsi, kabupaten maupun kota. Maka, ia berharap, dengan berhimpunnya berbagai kelompok masyarakat, kiranya bisa saling bahu-membahu mensukseskan perhelatan adat terbesar di Indonesia.