Mohon tunggu...
grey prasetya
grey prasetya Mohon Tunggu... Wiraswasta - mahasiswa

hanya seorang mahasiswa biasa yang sedang mencari jati diri.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Sisi Gelap Kehidupan Politik

18 Juni 2019   00:07 Diperbarui: 18 Juni 2019   00:07 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Beberapa minggu yang lalu, hasil dari ajang 5 tahunan yang diselenggarakan di indonesia akhirnya diumumkan kepada publik. Paslon no 01 "Jokowi -- Amin" berhasil memantapkan posisinya di bangku pemerintahan Indonesia dan menjadi presiden dan wakil presiden indonesia dalam 5 tahun mendatang. Tentu saja pergantian kepemimpinan ini tidak berjalan semulus dan selembut sutra. Rentetan peristiwa terus terjadi seiring pergantian kepemimpinan tersebut.

Beberapa bulan sebelumnya, ketika ajang ini masih berada di tahap orientation, sudah mulai terlihat banyak sekali gejolak di kalangan masyarakat. Jutaan poster dan selebaran bertebaran di jalanan dan juga media sosial, masing-masing mengelukan calon yang mereka dambakan. Tak lupa, black campaign tak luput dari pandangan, ketika masing-masing kubu saling menjatuhkan demi meninggikan derajat calon idaman nya.

Pemilu memang sudah tidak mungkin bisa dipisahkan dengan kampanye jenis ini. Perseteruan diantara dua kubu ini tak hanya berlangsung di dunia nyata. Bahkan persaingan tersebut semakin intens eksistensi nya ketika beralih ke dunia maya, yaitu media sosial.

Cuitan cuitan kontroversi bertebaran di twitter, menimbulkan tanggapan tanggapan yang cenderung tak etis. Orang-orang tampak sudah tidak menjunjung tinggi akal nya ketika menanggapi cuitan cuitan tersebut. Ketika cuitan tersebut mendukung paslon dambaan nya, ia tak segan mengelu-elu kan paslon nya tersebut dan cenderung terlihat seperti sedang men-dewa kan sang dambaan nya. Dilain pihak, ketika cuitan tersebut terkesan menyindir pilihannya, ia tak segan mengomentari dengan kata kata yang tak etis, seakan akan semua orang yang tidak satu pilihan dengannya layak untuk dibunuh dan sebagainya. Hal ini terus berlangsung hingga di hari perhelatan tersebut tiba.

Black campaign memang sudah umum terjadi ketika pemilu diselenggarakan. Indonesia bukanlah satu-satu nya negara yang mengalami black campaign ini, negara aditama seperti Amerika Serikat juga merasakan kampanye kotor ini. Kalian pasti tak lupa betapa banyaknya meme dan juga gambar-gambar yang sengaja dibuat oleh pendukung Clinton demi menjatuhkan Trump, begitu juga sebaliknya. Walau memang, kampanye ini tidak sekotor dan seburuk yang terjadi di Indonesia.

Selain black campaign, kedua massa di masing-masing kubu juga menggunakan people power sebagai amunisi andalan mereka demi memenangkan pemilu tersebut. Setiap kubu berusaha menjalankan rencananya demi menarik massa sebanyak mungkin untuk ikut mendukung mereka. Kubu yang memiliki taktik yang brilian dan matang serta mampu memaksimalkan segala kesempatan yang ada tentu akan berhasil dalam menghimpun massa dan berhasil memantapkan posisi nya menjadi presiden dan wakil presiden Indonesia.

Kubu 02 menggunakan strategi 5-2. Lima hari di Jawa, Dua hari di luar jawa, dengan pusat komando dilakukan di Jawa Tengah. Strategi ini patut dicermati sebagai bagian dari upaya  sangat berdampak negatif terhadap kubu 01.

Sementara kubu pasangan 01 tak mau kalah dengan strategi nya sendiri. Terlihat bahwa paslon 01 berusaha merangkul fans suporter klub Persib Bandung, Bobotoh. Selain itu, paslon ini juga merangkul komunitas pecinta motor gede "The Brotherhood" . Dukungan tersebut menjadi amunisi yang sangat berarti demi kemenangan paslon 01 di pemilu 2019 ini. Tentu saja ini dapat diartikan bahwa strategi yang digunakan paslon 01 yaitu dengan menggaet anak muda atau penggiat komunitas kreatif.

Setiap kampanye yang dilakukan pastinya mempunyai satu tujuan pokok, yaitu demi membuat si-calon menjadi presiden dan wakil presiden Indonesia periode 2019-2024. Ketika hari penentuan suara hanya tinggal hitungan jam, kampanye yang dilakukan kedua kubu menjadi lebih berkobar. Segala hal dikerahkan demi menarik dukungan dan simpati dari massa. Salah satu yang cukup berdampak besar dalam penarikan massa yaitu uang.

Uang tentu saja merupakan suatu benda yang sangat berarti dalam kehidupan saat ini. Banyak orang rela melakukan apapun demi mendapat uang yang tentunya akan mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan nya masing-masing. Jika dikaitkan dengan momen pemilu, tentunya benda bernama uang ini akan sangat valuable perannya dalam momen tersebut. Bisa dikatakan bahwa calon yang berani mengeluarkan budget terbesar untuk rakyat lah yang akan memenangkan pemilu tersebut. Hal ini cukup dapat dibuktikan, tentu nya dengan menengok momen serupa pemilu namun dalam skala yang lebih kecil, yaitu pilkada.

Pada pilkada, sebagian besar orang akan memilih calon yang memberi nya uang pesangon terbanyak. Tentu nya salah satu diantara orang-orang tersebut mungkin adalah pribadi kalian. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan terkait masalah tersebut. Salah satu hal yang menjadi alasan terbanyak yaitu, orang-orang cenderung tidak mengenal sang calon, sehingga mereka menggunakan uang sebagai penentu pilihan mereka. Calon yang memberi mereka uang paling banyaklah yang akan mereka pilih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun