Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... FOOTBALL ENTHUSIASTS

Just Persistence

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ultron Sang Roni-Man, Tragedi Sokovia, dan Properti "Disita Rakyat"

30 Agustus 2025   22:15 Diperbarui: 30 Agustus 2025   22:17 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Massa demo yang menjebol gerbang DPR mencari-cari keberadaan beberapa wakil rakyat. Sumber : KOMPAS.com/ADHYASTA DIRGANTARA

Bukan dari orang lain, tetapi memang Pak Ahmad Sahroni yang mempersonifikasi dirinya dengan tokoh idolanya, Toni Stark. Tetapi harus ditimbang juga, bahwa selain jargon romantis "I Love You 3.000", sang Iron-Man asli juga membuat blunder terbesar dengan membuat sosok Ultron.

Sementara di kelas, kepada murid saya kelas enam yang bernama gabungan dua pemain sepak bola, saya bertanya. "Apakah kamu terbebani dengan nama itu?". Jawabnya, "Tidak juga, Pak. Saya ingin jadi polisi."

Di sini ada dua sudut pandang yang berbeda mengenai seseorang yang sudah mengenal dengan "khatam" sosok idolanya, sehingga mempersonifikasi dirinya dengan tokoh tersebut. Dalam hal ini adalah Pak Ahmad Sahroni.

Dikutip dari interview detik.com tahun 2021, Pak Sahroni menjelaskan alasan beliau ngefans dengan tokoh yang diperankan Robert Downey Jr. di semesta Marvel Cinematic Universe ini.

"Karena Iron Man, Tony Stark, suka membantu orang lain. Sombong harus berguna buat orang lain. Tony Stark dengan kehebatannya, teknologi yang dia buat, untuk semua yang dia bantu. Itu contoh yang baik, walaupun dari film. Dia tidak pernah melupakan orang lain," sebut pria yang dijuluki Avanger dari Priok kala itu.

Jelas bahwa Pak Sahroni, mengejawantahkan Toni Stark yang dilihat di film MCU, yang berkorban nyawa melakukan "snap" berkekuatan enam batu infinity stones.

Lalu kembali ke murid kelas enam saya. Ia tidak bisa memilih, saat nama lengkapnya adalah bentuk kecintaan sang ayah terhadap dua tokoh sepak bola. Di umur relatif muda, ia pun sudah berdamai dengan mengatakan ingin menjadi Polisi.

Dari sini saya bisa menarik sebuah kesimpulan, ada tanggung jawab yang besar akan sebuah nama. Nama yang "dicetak sendiri", akan lebih terasa tajam ke dalam, namun akan lebih benderang jika dilihat orang lain. Bukan hanya label diri, tetapi juga janji untuk melakukan hal baik yang dilakukan sang tokoh idola.

Sementara yang sudah "dicetak" oleh orang tua, punya struggle tersendiri untuk melepaskannya sebagai beban.

Ultron akan Selalu Melekat dengan Toni Stark

Meski demikian, harus diingat bahwa tiada tokoh yang digambarkan sempurna. Sang tokoh Toni Stark, jika kita bicara dalam koridor MCU, membuat sebuah kesalahan besar ketika menggabungkan Tesseract dengan Polisi Robot ciptaannya, Ultron.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun