Bukan dari orang lain, tetapi memang Pak Ahmad Sahroni yang mempersonifikasi dirinya dengan tokoh idolanya, Toni Stark. Tetapi harus ditimbang juga, bahwa selain jargon romantis "I Love You 3.000", sang Iron-Man asli juga membuat blunder terbesar dengan membuat sosok Ultron.
Sementara di kelas, kepada murid saya kelas enam yang bernama gabungan dua pemain sepak bola, saya bertanya. "Apakah kamu terbebani dengan nama itu?". Jawabnya, "Tidak juga, Pak. Saya ingin jadi polisi."
Di sini ada dua sudut pandang yang berbeda mengenai seseorang yang sudah mengenal dengan "khatam" sosok idolanya, sehingga mempersonifikasi dirinya dengan tokoh tersebut. Dalam hal ini adalah Pak Ahmad Sahroni.
Dikutip dari interview detik.com tahun 2021, Pak Sahroni menjelaskan alasan beliau ngefans dengan tokoh yang diperankan Robert Downey Jr. di semesta Marvel Cinematic Universe ini.
"Karena Iron Man, Tony Stark, suka membantu orang lain. Sombong harus berguna buat orang lain. Tony Stark dengan kehebatannya, teknologi yang dia buat, untuk semua yang dia bantu. Itu contoh yang baik, walaupun dari film. Dia tidak pernah melupakan orang lain,"Â sebut pria yang dijuluki Avanger dari Priok kala itu.
Jelas bahwa Pak Sahroni, mengejawantahkan Toni Stark yang dilihat di film MCU, yang berkorban nyawa melakukan "snap" berkekuatan enam batu infinity stones.
Lalu kembali ke murid kelas enam saya. Ia tidak bisa memilih, saat nama lengkapnya adalah bentuk kecintaan sang ayah terhadap dua tokoh sepak bola. Di umur relatif muda, ia pun sudah berdamai dengan mengatakan ingin menjadi Polisi.
Dari sini saya bisa menarik sebuah kesimpulan, ada tanggung jawab yang besar akan sebuah nama. Nama yang "dicetak sendiri", akan lebih terasa tajam ke dalam, namun akan lebih benderang jika dilihat orang lain. Bukan hanya label diri, tetapi juga janji untuk melakukan hal baik yang dilakukan sang tokoh idola.
Sementara yang sudah "dicetak" oleh orang tua, punya struggle tersendiri untuk melepaskannya sebagai beban.
Ultron akan Selalu Melekat dengan Toni Stark
Meski demikian, harus diingat bahwa tiada tokoh yang digambarkan sempurna. Sang tokoh Toni Stark, jika kita bicara dalam koridor MCU, membuat sebuah kesalahan besar ketika menggabungkan Tesseract dengan Polisi Robot ciptaannya, Ultron.