Nikmatnya masakan tersebut terasa sempurna, apalagi dengan pemandangan birunya Laut Sawu yang membentang di depan mata.Â
Untuk melengkapi pengalaman kuliner, saya menyarankan para pelancong untuk mencicipi kopi jahe lokal produksi Nagekeo, yang rasanya begitu menghangatkan.
Selesai makan, kami langsung melanjutkan perjalanan ke Pantai Ena Gera, yang mungkin akan coba saya tulis di artikel selanjutnya.
Dalam perjalanan menuju sana, kembali saya melihat ke arah tenggara, ke Pasar Mauponggo yang baru saja kami lewati. Seketika saya langsung tersenyum.
Saat itu saya sempat berpikir, seandainya saya tidak mampir ke pasar ini, pasti saya akan menyesal. Karena bagi saya memang se eksotis itu Pasar Mauponggo.
Sangat disayangkan, perjalanan kami saat itu tanpa dokumentasi. Saya membawa tiga anak yang membuat kami kesulitan untuk mengambil foto.Â
Namun, pengalaman yang saya dapatkan di sana, akan selalu saya ingat. Pasar Mauponggo bukanlah sekadar tempat untuk bertransaksi, melainkan juga sebuah tempat untuk merasakan kehangatan masyarakat lokal, keindahan alam, dan ketenangan jiwa dalam satu paket.
Kunjungan saya ke Pasar Mauponggo tidak hanya memberikan pengalaman kuliner yang tak terlupakan, tetapi juga membuka mata saya tentang kekayaan alam dan budaya Nagekeo.Â
Pasar ini adalah bukti bahwa keindahan dan keunikan bisa ditemukan di tempat-tempat yang tidak terduga. Untuk para pelancong yang ingin merasakan pengalaman berbeda, saya sangat merekomendasikan untuk mampir ke Pasar Mauponggo.Â
Kamu akan menemukan keindahan dan keunikan yang tak bisa kamu dapatkan di tempat lain.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI