Namun, sepak bola bukanlah matematika. Monterrey asuhan Domenec Torrent ternyata tak menyerah begitu saja. Mereka meraih gol cepat paska rehat, sebuah gol yang mengubah dinamika pertandingan secara drastis.Â
Di menit 48', German Berterame menanduk masuk bola sundulan kepala Erick Aguirre di depan gawang Dortmund. Skor berubah 2-1, dan wakil Meksiko makin menggencarkan serangan, menunjukkan agresivitas yang tidak terlihat di babak pertama.
Berterame sempat membuat fans Monterrey bersorak usai mencetak gol penyama kedudukan di menit ke-65. Namun, golnya dianulir akibat offside.Â
Di sepuluh menit akhir laga, manajer Monterrey bahkan menginstruksikan Sergio Ramos untuk menjadi penyerang depan, sebuah langkah putus asa namun berani. Satu peluang emas didapatkan Ramos pada akhir waktu normal, namun sayang sundulannya hanya tipis di samping tiang gawang Gregor Kobel.Â
Skor 2-1 bertahan hingga wasit meniup peluit panjang, mengamankan kemenangan tipis bagi Borussia Dortmund. Sebuah laga yang benar-benar "bak bumi dan langit" di antara dua babak.
Amunisi Melimpah Die Borussen, hanya Konsistensi yang Masih Dicari
Jika di laga-laga sebelumnya nama Jobe Bellingham menjadi highlight kemenangan-kemenangan Die Borussen, kini Serhou Guirassy sang striker andalan yang sukses melambungkan skuad ke perempat final dengan brace-nya.Â
Ini menunjukkan bahwa Niko Kovac mempunyai banyak amunisi berkualitas dalam timnya. Pemain sekaliber Julian Brandt saja baru dimainkan di babak kedua, begitu pula dengan Marcel Sabitzer, menunjukkan kedalaman skuad yang luar biasa.
Skuad yang merata ini seharusnya bisa membawa Dortmund berbicara jauh di kompetisi ini, maupun di musim depan. Satu kehilangan, yakni Jamie Bynoe-Gittens yang merapat ke Chelsea, tampaknya tidak akan mengurangi kekayaan pemain berkualitas yang dimiliki Kovac.Â
Pelatih asal Kroasia ini lebih sering menggunakan skema 1-3-5-2 dengan wingback andalan Daniel Svensson dan Ryerson, sehingga ia lebih menggunakan satu second striker dalam sosok Karim Adeyemi dan Julian Brandt untuk mendukung striker utama Serhou Guirassy maupun pelapisnya Maximilian Beier.Â
Namun, tim kuning-hitam juga tak sesempurna itu. Inkonsistensi dalam laga pagi tadi jelas menunjukkan bagaimana tim masih belum bisa keluar dari tekanan lawan, terutama di babak kedua.Â
Mereka seakan membiarkan umpan lambung bertebaran ke kotak penalti di sepertiga akhir laga, dan hampir dimanfaatkan Sergio Ramos menjadi gol. Ini adalah celah yang harus segera diperbaiki, terutama jika mereka ingin bersaing di level tertinggi Liga Champions atau menghadapi babak perempatfinal di Piala Dunia Antarklub.Â