Kompasiana - Halo para pejuang finansial! Kali ini saya bukan membahas laga dari pinggir lapangan hijau, tapi dari "arena" pasar keuangan yang penuh gejolak.Â
Kita akan membongkar satu pertanyaan fundamental yang sering dilontarkan: apa benar menabung emas itu adalah safe haven?
Istilah safe haven ini sering banget kita dengar, terutama saat ekonomi sedang bergejolak. Kita bicara tentang perang dagang yang tak kunjung usai, inflasi yang menggila, sampai ketidakpastian geopolitik yang bikin kepala pusing.Â
Di tengah riuhnya badai ini, banyak yang bilang tabungan emas adalah "tempat berlindung" paling aman. Tapi, apakah itu cuma mitos atau ada bukti nyatanya?
Saya akan ceritakan pengalaman seorang teman, sebut saja Aris, yang kisah nyatanya bisa jadi bukti sahih atas premis ini.Â
Kisah Aris ini adalah sebuah case study yang sempurna untuk memahami mengapa emas, di era serba tidak pasti ini, bisa jadi pilihan yang sangat bijak.
Emas di Tengah Badai: Kisah Aris yang Selamat dari Pukulan Telak dan Berlipat Keuntungannya
Pada tahun 2023 lalu, Aris menghadapi situasi usaha yang sulit. Sebuah kebutuhan mendesak muncul, yang mengharuskannya untuk segera memiliki sejumlah dana tunai.Â
Pilihannya jatuh pada aset yang dimilikinya: emas Antam-Pegadaian seberat 10 gram, yang sudah ia simpan sejak beberapa bulan sebelumnya.
Dengan berat hati, Aris datang ke Pegadaian, berniat menjual emas tersebut. Saya yang diceritakan olehnya, juga hanya bisa mengangguk setuju.
Pikiran yang ada di benaknya saat itu hanyalah bagaimana mendapatkan uang secepatnya, dan harga emas yang ia beli di tahun 2023 itu relatif stabil---belum melonjak seperti sekarang.