Cerita sepak bola adalah seni merangkai narasi. Kadang ia tentang taktik dan strategi, di lain waktu tentang keindahan gol. Tapi di momen krusial seperti ini, ia adalah tentang gelas.Â
Bukan gelas air mata, bukan pula gelas bir yang meluap di tribun. Ini adalah gelas perspektif metafora, yang menggambarkan kondisi mental dan fisik dua raksasa Italia di ambang penentuan Scudetto.Â
Pasti anda pernah tahu dua perspektif yang berbeda pada setengah gelas air.
Satu sudut pandang degan setengahnya terasa kosong, terkuras habis oleh kelelahan. Kelelahan fisik maupun mental.
Yang lain dengan sudut pandang berbeda, di mana setengah gelas kosong berisi harapan meraih dua trofi besar yang ada di depan mata.Â
Inilah pertempuran di final lap Serie A: Napoli dengan gelas yang terasa "setengah habis", berhadapan dengan Inter Milan yang gelasnya masih "setengah terisi".
Pelatih Napoli, Antonio Conte, adalah arsitek yang tahu betul getirnya perburuan gelar. Ia melihat gelas timnya, secara jujur, "setengah habis" karena kelelahan mental dan fisik.Â
Ini bukan keluhan, ini adalah pengakuan seorang jenderal yang pasukannya telah bertempur habis-habisan sepanjang musim.Â
Ekspektasi, yang di luar perkiraan awal mereka, telah membebani setiap langkah.Â
Sementara itu, di kubu seberang, Inter Milan masih menyisakan energi untuk dua pertarungan besar: penentuan Scudetto di Serie A dan, yang tak kalah krusial, Final Liga Champions melawan Paris Saint-Germain pada 31 Mei nanti.Â