Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIAST

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Stefano Lilipaly Tidak Dipanggil (Lagi), Wujud "Penistaan" STY terhadap Liga 1?

8 Maret 2024   13:09 Diperbarui: 9 Maret 2024   17:49 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stefano Lilipaly usai laga melawan Turkmenistan di GBT, Surabaya (8/9/2023). Sumber : bola.kompas.com

Jika pemain terbaik Liga Indonesia saja tidak dipanggil oleh Timnas, bagaimana jadinya motivasi para pemain dan calon pemain yang menaruh harapannya berlaga di level kompetisi domestik? Mencari bibit unggul ke seluruh ujung dunia itu baik, tetapi janganlah semut diseberang lautan nampak, tetapi gajah di pelupuk mata tak kelihatan.

PSSI, Kamis (7/3/2024) lalu, resmi mengumumkan 28 nama pemain yang dipanggil Coach Shin Tae-yong (STY) jelang dua laga melawan Vietnam di Kualifikasi Piala Dunia 2026, pada tanggal 21 dan 26 Maret 2024.

Dari nama-nama terpilih, terdapat 13 pemain yang bermain di luar negeri (abroad) dan sisanya merupakan pemain Liga 1. Namun ada satu nama yang secara kontroversial tidak dipanggil (lagi) oleh Coach STY, dia adalah Stefano Lilipaly.

Stefano Lilipaly tengah tampil moncer di BRI Liga 1 musim 2023/2024 bersama klubnya Borneo FC. Ia tampil di semua pertandingan Borneo FC musim ini, dan berhasil mengantar tim berjuluk Pesut Etam bertahta di puncak klasemen sementara. Kontribusinya-pun tidak main-main, Lilipaly bisa lesakkan 11 gol dan 16 assist dalam 28 laga sepanjang musim. Berarti hampir di setiap laga, ia membidani sebuah gol!

Ini merupakan kesekian kalinya Stefano Lilipaly tidak dipanggil ke Timnas Indonesia. Terakhir kali pemain 34 tahun ini bermain membela Merah Putih, adalah saat Indonesia menang 2-0 atas Turkmenistan di laga persahabatan (8/9/2023). Pemain kelahiran Arnhem, Belanda, ini total mencetak 3 gol dalam 30 kesempatannya membela Skuad Garuda.


Menerka Kekurangan Stefano Lilipaly Di Mata Shin Tae-yong

Dalam sebuah wawancara jelang perisapan Piala Asia 2023, Coach STY sempat ditanyai wartawan terkait tidak dipanggilnya Lilipaly ke skuad Timnas Indonesia di Piala Asia 2023. Berikut adalah jawaban pria asal Korea Selatan tersebut.

"Lilipaly pemain yang sangat bagus di liga. Saya juga melihat performanya dia. Namun, kalau melawan tim di atas kita, pasti akan sangat lelah. Beberapa tahun ini, saya mempunyai kesempatan untuk melihat langsung dia." ujar Coach STY (19/12/2023) dikutip dari kompas.com.

Secara garis besar, keberatan sang pelatih adalah terkait kendala fisik dan (mungkin) usia. Inilah yang bisa diperdebatkan terkait sikap Coach STY tersebut.

Ramadhan Sananta, striker Persis Solo, pernah dikomentari oleh Coach STY terkait kebugarannya yang belum bisa bermain full 2x90 menit.

Ini disampaikannya setelah kemenangan dua laga melawan Brunei Darussalam pada babak pertama Kualifikasi Piala Dunia 2026 tahun lalu. Di dua laga itu, Sananta yang hanya tampil masing-masing 32' dan 29' menit, berhasil mencetak total tiga buah gol.

Terasa kontradiktif bukan dengan perlakuan terhadap Lilipaly? Tidak perlu membahas komparasi sumbangsih kedua pemain tersebut di level klub, pendekatan yang berbeda inilah yang dirasa banyak pihak menjadikan kebijakannya "tidak adil". Yang satu tetap dipanggil meski dirasa tidak mencapai level fitness yang diharapkan, sementara yang lain ditinggal begitu saja.

Pertanyaan lebih mendalam lagi, adalah bagaimana Coach STY menentukan level kebugaran pemain-pemain tersebut? Apakah para pemain melakukan pre-test VO2MAX sebelum pengumuman pemanggilan? Atau Coach STY meminta hasil laporan kebugaran kepada klub masing-masing? Yang pasti, pelatih Persis Solo saat itu Leonardo Medina, membantah pernyataan Coach STY terkait kondisi fisik Ramadhan Sananta!

Maka dari itu dapatlah berasumsi bahwa usia Stefano Lilipaly yang sudah tidak muda lagi menjadi handicap utamanya.

Berumur 34 tahun, memang Lilipaly kini tengah menjalani fase terakhir dalam karier sepakbolanya. Melihat performa di lapangan, mungkin ia masih akan aktif bermain dalam tiga tahun lagi, atau bahkan lebih.

Satu pernyataan yang pasti, bahwa Stefano Lilipaly belum pernah mengumumkan pensiun dari Timnas Indonesia.

Disini sangat terasa bagaimana "kebrutalan" Coach STY dalam memangkas generasi sepakbola Indonesia. Sepertinya ia mempunyai filosofi bahwa tim yang diasuhnya harus bisa mempunyai rerata umur pemain semuda mungkin. Inilah yang membuat Timnas Indonesia merupakan salah satu peserta "termuda" di ajang Piala Asia 2023 lalu.

Sebuah Keputusan yang Bisa Turunkan Mental Jutaan Anak Bangsa

Menafsirkan bahwa Stefano Lilipaly tidak cocok dengan skema permainan Coach STY sepertinya bukanlah pertimbangan yang tepat. Lilipaly bisa bermain sebagai playmaker, winger kiri ataupun second-striker, yang memudahkan pilihan pelatih dalam menerapkan strategi di lapangan. 

Ini hanyalah frasa "menghargai" sebuah jerih payah seorang pemain yang berhasil berikan kemampuan terbaik di atas lapangan. Dimana itu berdampak langsung dengan hasil baik yang berhasil didapatkan klubnya. Borneo FC kini puncaki BRI Liga 1 dengan 66 poin, selisih 18 poin dengan Persib Bandung yang berada di urutan kedua!

Bisa jadi ini merupakan kebetulan "one-season-wonder" bagi Lilipaly, ataupun mungkin performa Borneo FC yang sedang wangi-wanginya saja. Tetapi data tetap tidak bisa berbohong, bahwa Lilipaly adalah salah satu pemain terbaik BRI Liga 1 musim ini.

Berkaca dari tiga negara kuat dunia, yakni Brasil, Inggris dan Italia. Mereka tetap menghargai performa gemilang pemain di usia berapapun, sebagai pertimbangan meramu komposisi Tim Nasional. 

Gabriel Barbosa dipanggil ketika menjadi topskorer Liga Brasil. Jamie Vardy memperoleh debut berseragam Three Lions setelah performa gemilangnya mengangkat derajat Leicester City. Serta ada Luca Toni dan Fabio Quagliarella yang diberi kesempatan berseragam Azzurri di usia senja, dampak penampilan apik mereka di Serie A.

Lalu apa alasan logis tidak memasukkan satu pemain terbaik dari 28 putra pilihan bangsa? Lalu bukankah kini jatah pergantian pemain sudah bertambah menjadi lima pemain? Apa Lilipaly tidak bisa juga menjadi salah satu pemain yang merubah keadaan di lapangan? 

Jika pemain terbaik Liga Indonesia saja tidak dipanggil oleh Timnas, bagaimana jadinya motivasi para pemain dan calon pemain yang menaruh harapannya berlaga di level kompetisi domestik? Mencari bibit unggul ke seluruh ujung dunia itu baik, tetapi janganlah semut diseberang lautan nampak, tetapi gajah di pelupuk mata tak kelihatan.

Dua paragraf di atas merupakan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab secara langsung oleh Coach STY, ataupun lewat performa Timnas Indonesia di atas lapagan.

Harus diingat juga bahwa Juni 2024 ini kontraknya akan berakhir, dan sekarang adalah fase evaluasi untuk masa baktinya yang sudah menginjak tahun keempat.

Tekanan akan semakin kencang padanya meski berhasil torehkan sejarah di Piala Asia 2023 lalu. Janganlah sampai sebuah keputusan "tidak populis" ini memunculkan stigma bahwa Coach STY melakukan "penistaan" dengan meremehkan kualitas Liga Indonesia. Kualitas Liga yang baik akan tercermin dalam prestasi Tim Nasionalnya, bukan?

Tetap Dukung Timnas dan Coach STY Berjuang di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Di tengah ombak dukungan untuk Stefano Lilipaly bisa dipanggil lagi oleh Coach STY, suporter Timnas Indonesia tetap harus rapatkan barisan mendukung kiprah Timnas Garuda di dua laga ke depan.

Berada di Grup F Zona Asia, peluang Timnas lolos ke babak selanjutnya cukup sulit. Indonesia kini berada di peringkat buncit (keempat) di bawah Irak, Vietnam dan Filipina.

Pertandingan home di GBK pada 21 Maret dan laga away di Hanoi tanggal 26 Maret harus bisa dimanfaatkan Justin Hubner cs meraih poin sebanyak mungkin.

Dengan hanya mengoleksi satu poin hasil imbang melawan Filipina, enam poin mutlak dibutuhkan untuk minimal menjadi runner-up grup F. Sebagai catatan, dua tim teratas di fase grup putaran kedua ini akan lolos ke babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Selain itu, laga melawan Vietnam nanti juga berpotensi menjadi laga debut bagi Jay Idzes, Nathan Tjoe-A-On, Thom Haye dan Ragnar Oratmangoen. 

Thom Haye, Ragnar Oratmangoen dan Maarten Paes (belum dipanggil) dijadwalkan akan diambil sumpah WNI-nya tanggal 12 Maret. Kemudian tanggal 18 Maret seluruh pemain yang dipanggil akan memulai pemusatan latihan.

Daftar 28 nama pemain Timnas Indonesia yang dipanggil untuk laga home and away melawan Vietnam bisa dilihat dari rilis PSSI ini.

Setelah kesuksesan lolos di babak 16 besar Piala Asia 2023, tentu ekspektasi publik Indonesia semakin meningkat kepada Timnas. Ditambah lagi, Rafael Struick dkk juga berhasil kandaskan Vietnam 1-0 di fase grup Piala Asia, yang diharapkan bisa terulang dalam laga home and away nanti.

Dukungan terhadap Coach STY dalam meramu pemain yang ada juga sangat dibutuhkan, meskipun oto-kritik juga harus tetap diberikan terkait kebijakannya.

Coach STY akan memegang tanggung jawab penuh dalam sisa perjalanan kontraknya. Selain Kualifikasi Piala Dunia 2026, ajang Piala Asia 2023 menjadi salah satu target evaluasi dari PSSI terhadap dirinya.

Semangat Timnas Indonesia. Jayalah Garudaku!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun