Mohon tunggu...
Greg Satria
Greg Satria Mohon Tunggu... Wiraswasta - FOOTBALL ENTHUSIASTS

Learn Anything, Expect Nothing

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jelang Inter Milan vs Atletico Madrid : Duel Dua Manajer Lulusan Terbaik Lazio, Dijamin Seru!

20 Februari 2024   12:50 Diperbarui: 20 Februari 2024   12:54 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diego Simeone dan Simone Inzaghi (jongkok kedua dan ketiga dari kiri) semasa membela Lazio. sumber : www.sport.ro

"Kami menghormati semua tim yang kami hadapi. Musim lalu, kami menikmati beberapa malam yang fantastis. Dan kami bertujuan untuk mengulanginya lagi musim ini. Kami tahu bahwa besok kami menghadapi lawan yang tangguh dan dalam performa bagus. Mereka memiliki kuantitas dan kualitas, dengan seorang pelatih hebat yang juga pernah menjadi rekan setim hebat saya." Simone Inzaghi via onefootball.

Awal musim Seria A tahun 1999/2000, pelatih SS Lazio Sven-Goran Eriksson membeli lima pemain sekaligus usai mendapatkan uang berlimpah hasil penjualan Christian "Bobo" Vieri ke Inter Milan. Mereka adalah Juan Sebastian Veron, Nestor Sensini, Fabrizio Ravanelli, Diego Simeone dan Simone Inzaghi. Hasilnya? Di musim itu Lazio merengkuh gelar scudetto keduanya sepanjang sejarah, dengan ungguli Juventus 1 poin di klasemen akhir.

Dini hari nanti (21/2) pukul 03.00 WIB, dua pemain Lazio di saat itu akan melakukan reuninya dalam duel Inter Milan versus Atletico Madrid dalam leg pertama Champions League. Laga di Guiseppe Meazza ini adalah pertemuan adu taktik perdana bagi Simone Inzaghi dan Diego Simeone. Simone Inzaghi kini tengah sukses menjajah "Serie A", serta Simeone punya segudang pengalaman dalam partai-partai besar Eropa. Duel yang sangat dinantikan!

Membahas dahulu pemain yang tidak bisa digunakan kedua tim, di kubu Inter Milan hanyalah Juan Cuadrado yang dipastikan absen, sementara kondisi Davide Frattesi akan dilihat hingga sebelum laga. Di kubu Atletico, kehilangan terbesar adalah cedera lutut Alvaro Morata yang hingga kini menjadi topskorer sementara tim dengan 13 golnya.

Kedua pelatih sama-sama gunakan skema 3-5-2, dengan pendekatan permainan yang hampir sama . Tuan rumah Inter Milan yang menjadi runner-up Grup D, memainkan Pavard, Acerbi dan Bastoni sebagai trio di belakang. Pavard dan Bastoni punya ruang untuk maju ke depan, membantu winger Dimarco dan Darmian yang akan menyisir sisi sayap. 

Tiga pemain tengah diisi oleh Barrella, Mkhitaryan dan Calhanoglu yang cukup eksplosif dalam menyerang, membantu duet Lautaro Martinez dan Marcus Thuram yang sangat subur musim ini.

Sementara di kubu Los Colchoneros, tiga bek tengah yang diisi Savic, Witsel dan Hermoso, hanya memberi ruang bagi Hermoso membantu sisi kiri penyerangan. Savic akan lebih disiplin di lini belakang, karena Witsel juga bertindak sebagai deep-lying defender dalam penyerangan.

Winger Marcos Llorente dan Samuel Lino mempunyai kecenderungan untuk melakukan peneterasi ke arah tengah, tidak melebar seperti winger Inter. Ini akan menumpuk pemain mereka di lini tengah, yang terdiri dari tiga tukang pukul, Pablo Barrios, Koke dan Rodrigo De Paul. Antoine Griezmann akan menjadi flying-forward dan Angel Correa menjadi poacher-nya. Tidak ada target-man di kubu Atleti, yang berarti mereka akan menekan dengan satu dua sentuhan. 

Strategi dari Simone Inzaghi, akan menghindari sisi tengah lapangan dengan inginkan bola cepat sampai ke Lautaro dan Thuram. Jika memaksakan bertarung di tengah, akan susah mengalahkan fisikal dari De Paul dan Koke. Pemain tengah Atleti tidak akan sungkan lakukan pelanggaran taktikal di area ini. Solusinya, Dimarco dan Darmian harus aktif sebagai "pengumpan bajak". Maksudnya adalah mereka berdua menjadi pemantul kepada pemain depan, tanpa banyak tendensi untuk melakukan penetrasi di sisi sayap. Butuh banyak kesabaran di laga ini.

Simeone sewajarnya menargetkan hasil seri di laga nanti, dengan harapan akan memukul balik di Madrid pada leg kedua. Jadi, tidak akan kaget bila passive-football akan diterapkannya, dan mencari celah menghukum Acerbi sebagai titik incaran dengan kecepatan Griezmann dan Correa. Di laga sebelumnya melawan Las Palmas yang bisa mereka menangi 5-0, Marcos Llorente menjadi duet bagi Correa yang berarti bisa menjadi plan-B di laga nanti bila mereka tertinggal ataupun butuh orang lagi di lini tengah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun