Mohon tunggu...
gregorius winarno
gregorius winarno Mohon Tunggu... Karyawan swasta

Suka jalan-jalan, menggeluti pendidikan, dan peminat humaniora

Selanjutnya

Tutup

Trip

Menyelami Spiritualitas Salzburg: Dari Katedral Megah hingga Kapel Malam Kudus

14 Maret 2025   17:00 Diperbarui: 14 Maret 2025   09:52 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak jauh dari gereja St Maria Loreto, ada gereja Kapuzinerkloster.  Tempatnya di atas bukit. Untuk ke sana, kami berjalan kaki. Melewati deretan kafe dan pertokoan, kami tiba di mulut jalan bergapura. Ini semacam penanda sebelum melewati jalan mendaki. Kurang dari 10 menit, kami sudah tiba di depan gereja. Ada salib besar di depan gerbang. Di sampingnya ada taman terbuka. Dari sanalah,  kami melihat kota Salzburg yang indah. Sayang sekali gereja sedang direnovasi sehingga kami tak berkesempatan masuk. Hingga saat ini gereja masih dipakai sebagai biara dan terbuka bagi umat yang akan mengikuti kebaktian atau sekadar mengunjunginya.

Stille Nacht Kapelle

Satu tempat lagi yang tak kami lewatkan adalah Stille Nacht Kapelle atau Kapel Malam Kudus. Lokasinya  di luar kota Salzburg, yaitu Obendorf bei Salzburg. Dari stasiun besar Hauptbahnhof (Hbf), Salzburg, kami naik kereta. Mudah sekali aksesnya. Dalam 20 menit kami sudah tiba di kota kecil perbatasan dengan Jerman ini. Dari tempat pemberhentian kereta, kami lanjutkan berjalan kaki. Menyusuri kota kecil dan pinggir sungai Salzach. Waktu itu, tengah hari, kami sempatkan duduk-duduk sejenak sambil menikmati makan siang dan pemandangan indah tepi sungai. Tak jauh dari tempat duduk kami, ada semacam tap water. Orang-orang yang bersepeda atau pejalan kaki bisa mengisi ulang air minum yang mereka butuhkan. Dekat tempat itu ada jembatan penghubung wilayah Jerman dan Austria. Orang lalu lalang dua negara tanpa melewati pemeriksaan imigrasi.

Sebelum masuk kapel, kami mendapati taman indah dengan bangunan-bangunan klasik. Asri, resik, rapi tertata sekaligus tenang dan teduh. Kami masuk kapel kecil. Mungkin hanya bisa menampung kurang dari 20 orang. Ada altar, pigura berisi catatan mengenai lagu Malam Kudus: Melodi komposisi ini  oleh  Franz Xaver Gruber dan liriknya ditulis  Joseph Mohr. Konon lagu ini sudah diterjemahkan dalam 300 bahasa dan pertama kali dinyanyikan tanggal 24 Desember 1818 di Gereja St. Nicholas  yang dulu berada di lokasi ini, namun hancur karena terjangan banjir. Kapel Malam Kudus  dibangun untuk mengenang warisan lagu ini. Persis di tengah kompleks. Di depan kapel ada penginapan seperti rumah retret jika pengunjung ingin berkontemplasi di sana. Tersedia pula museum dan toko souvenir. Kebersihan fasilitas sangat terjaga termasuk toilet yang bisa diakses dengan menggunakan uang koin

 

Franziskanerkirche dan Salzburger Dom

Pada kesempatan lain, kami mengunjungi Franziskanerkirche, gereja Fransiskan, salah satu gereja tertua di kota itu. Kami mengikuti  misa yang jadwalnya   pukul 7 malam. Suhu dingin di bulan Oktober tak menghalangi umat datang ikut kebaktian.  Gereja dengan menara bergaya gotik ini sangat megah sekaligus sederhana. Awalnya dibangun pada abad ke-7 ini dan menjadi bagian biara Benediktin, gereja ini kemudian diserahkan ke  Ordo Fransiskan dan dikelola hingga sekarang. Dari lokasi ini hanya 3 menit jalan kaki menuju Salzburger Dom, katedral Salzburg. Bergaya barok,  tempat Mozart dibaptis ini mempunyai catatan perjalanan panjang. Didirikan tahun 774 oleh St Rupert, dan pada 1184 dibangun kembali setelah alami kebakaran.

 

Baik Franziskanerkirche maupun Salzburger Dom terletak di kawasan Altstadt  atau Kota Tua, jantung kota Salzburg. Letaknya di tepi Sungai Salzach, kota tua ini sarat dengan tempat wisata ikonik. Tak hanya rumah tempat Mozart dilahirkan, deretan pertokoan seperti layaknya di mall tersedia di sini. Tertata rapi dengan jalan berbatu. Selain  berbelanja, wisatawan bisa menikmati makanan minuman di resto yang ada sembari tentu saja mengunjungi situs-situs warisan dunia

Basilika St Mikael, Mondsee

Selanjutnya kami kunjungi kota Mondsee. Jaraknya kurang lebih 24 km. Hari itu lalu lintas lancar, perjalanan kami dengan bus kurang dari sejam. Dari tempat pemberhentian bus,  selanjutnya kami berjalan kaki sekitar 10 menit menuju bangunan megah dengan dua menara kembar berwarna kuning. Itulah gereja St Mikael , Mondsee.  Awalnya  dibangun pada 739 ini merupakan bagian Biara Benediktin. Pada 2005 oleh Paus Yohanes Paulus II gereja ini diresmikan sebagai basilika (minor). Setelah dilakukan restorasi besar-besaran, Basilika St. Mikael dibuka kembali pada 2009. Menurut catatan, setiap tahun tempat ini dikunjungi setidaknya 200.000 orang untuk berdevosi  atau sekadar berwisata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun