Mohon tunggu...
Gregorius Aditya
Gregorius Aditya Mohon Tunggu... Konsultan - Brand Agency Owner

Seorang pebisnis di bidang konsultan bisnis dan pemilik studio Branding bernama Vajramaya Studio di Surabaya serta Mahasiswa S2 jurusan Technomarketing Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Saat ini aktif mengembangkan beberapa IP untuk bidang animasi dan fashion. Penghobi traveling dan fotografi Landscape

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Mengapa Startup dengan Kualifikasi Tidak Masuk Akal Tetap Menarik bagi Sebagian Orang?

22 Maret 2024   19:45 Diperbarui: 23 Maret 2024   19:06 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pekerjaan startup. Sumber: vinoti.com

Banyak startup sendiri yang memiliki misi kuat, sehingga kita bisa merasakan pekerjaan kita yang memiliki tujuan yang nyata. 

Ini tentunya berbeda dengan perusahaan konvensional yang telah memiliki sistem terarah sehingga kita lebih harus menurut pada sistem yang ada. Selain itu, lingkungan kerja yang ramah dapat menjadi suatu pertimbangan tersendiri pula.

2. Dedikasi Profesional yang Bisa Dinegosiasikan

Dengan kualifikasi yang sering kali tidak masuk akal tersebut, beberapa orang dapat menegosiasikan mengenai peluang-peluang di atas. 

Selain itu, adanya sistem yang lebih fleksibel akan membuat kita selaku karyawan terdapat potensi untuk lebih banyak mereferensikan pelatihan-pelatihan profesi bahkan opsi kerja remote atau flexible hours. 

Ini akan membuat pelaku pencari kerja dapat lebih merasa pekerjaannya lebih manusiawi namun di sisi lain tetap memberikan profesionalitasnya.


Ilustrasi dunia kerja. Sumber: flexjobs.com
Ilustrasi dunia kerja. Sumber: flexjobs.com

3. Faktor Eksternal yang Dipikirkan

Salah satu pertimbangan lain yang bisa jadi muncul dari mengapa pekerjaan kualifikasi tidak masuk akal tetap menarik adalah bagaimana pekerjaan itu lebih bisa dekat dengan relasi dan keluarga. 

Beberapa orang di dunia kerja juga mempertimbangkan kebutuhan emosional yang bisa didapat dari pekerjaan yang lebih dekat dengan lingkungan orang-orang terdekatnya.

Pada akhirnya, sebelum bernegosiasi, kita perlu memahami nilai pasar untuk posisi tersebut dan paket kompensasi startup yang dapat berikan. Dalam hal ini, kita perlu bersiap untuk menunjukkan negosiasi pada fleksibilitas gaji, tetapi fokus pada proposisi nilai total dari profesionalitas kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun