Salah satu hal yang sering jadi bulan-bulanan netizen adalah lowongan-lowongan yang memiliki kualifikasi yang dianggap tidak masuk akal. Antara kualifikasi dan gaji bisa sangat bertentangan jauh.
Lowongan kerja semacam ini sering bertebaran di internet dan cukup menjadi semacam hiburan tersendiri. Bagi sebagian orang, untuk melamar pada pekerjaan semacam ini, jawabannya tentu jelas tidak perlu dipertimbangkan untuk dimasuki.Â
Keamanan finansial adalah hal yang terpenting, dan gaji yang rendah dapat menyebabkan tekanan kerja yang signifikan.Â
Dari segi bisnis, umumnya lowongan-lowongan jenis ini berasal dari perusahaan baru atau startup. Sekalipun begitu, kalau dilihat dari kacamata orang-orang tertentu, lowongan ini tetap menarik untuk dimasuki. Bagaimana bisa?
Pada dasarnya beberapa orang memiliki karakteristik tertarik akan peluang menantang untuk menjadi bagian dari sesuatu dunia yang baru, sehingga hal semacam ini dapat menjadi sebuah pertimbangan.Â
Namun jika deskripsi pekerjaannya sangat melebihi kualifikasi sementara gajinya menyatakan "hampir tidak layak dimasuki" maka bagi mereka perlu ada strategi yang bisa dilakukan apabila ingin tetap penasaran melamar. Inilah yang menyebabkan mengapa lamaran sejenis ini tetap menarik untuk dimasuki bagi beberapa orang.Â
Seorang asssistant manager dari Bangladesh mencatat ternyata tetap ada hal yang membuat orang tetap rela untuk dibayar rendah di suatu perusahaan. Adapun pertimbangan yang bisa diberikan:
1. Peluang Pengembangan Startup
Salah satu hal yang cukup menarik dari sebuah startup adalah bagaimana startup dapat menawarkan opsi saham atau bagi hasil, yang akhirnya memberi kita bagian dalam kesuksesan perusahaan dan potensi rezeki nomplok di masa depan. Selain itu, startup sering kali memberikan bimbingan, kesempatan belajar, dan jalur karier yang menarik dalam perusahaan yang sedang berkembang.Â
Banyak startup sendiri yang memiliki misi kuat, sehingga kita bisa merasakan pekerjaan kita yang memiliki tujuan yang nyata.Â
Ini tentunya berbeda dengan perusahaan konvensional yang telah memiliki sistem terarah sehingga kita lebih harus menurut pada sistem yang ada. Selain itu, lingkungan kerja yang ramah dapat menjadi suatu pertimbangan tersendiri pula.
2. Dedikasi Profesional yang Bisa Dinegosiasikan
Dengan kualifikasi yang sering kali tidak masuk akal tersebut, beberapa orang dapat menegosiasikan mengenai peluang-peluang di atas.Â
Selain itu, adanya sistem yang lebih fleksibel akan membuat kita selaku karyawan terdapat potensi untuk lebih banyak mereferensikan pelatihan-pelatihan profesi bahkan opsi kerja remote atau flexible hours.Â
Ini akan membuat pelaku pencari kerja dapat lebih merasa pekerjaannya lebih manusiawi namun di sisi lain tetap memberikan profesionalitasnya.
3. Faktor Eksternal yang Dipikirkan
Salah satu pertimbangan lain yang bisa jadi muncul dari mengapa pekerjaan kualifikasi tidak masuk akal tetap menarik adalah bagaimana pekerjaan itu lebih bisa dekat dengan relasi dan keluarga.Â
Beberapa orang di dunia kerja juga mempertimbangkan kebutuhan emosional yang bisa didapat dari pekerjaan yang lebih dekat dengan lingkungan orang-orang terdekatnya.
Pada akhirnya, sebelum bernegosiasi, kita perlu memahami nilai pasar untuk posisi tersebut dan paket kompensasi startup yang dapat berikan. Dalam hal ini, kita perlu bersiap untuk menunjukkan negosiasi pada fleksibilitas gaji, tetapi fokus pada proposisi nilai total dari profesionalitas kita.Â
Setiap keputusan bergantung pada prioritas seorang pencari kerja. Jika keamanan finansial adalah yang terpenting, kita mungkin lebih baik mencari tempat lain.Â
Namun jika kita bersemangat dengan kesempatan untuk memberikan dampak besar, belajar dengan cepat dalam dunia kerja, dan menjadi bagian dari sesuatu yang revolusioner, startup dengan paket gaji yang mungkin tidak menarik bisa menjadi landasan sempurna untuk karier kita.