Inovasi merupakan sesuatu yang dapat memiliki daya tarik yang kuat, terutama bagi perusahaan mapan dengan aliran pendapatan tetap. Untuk berinovasi, seringkali perusahaan yang telah stabil mencoba membuka perusahaan baru yang lebih berbasis proyek. Salah satu strategi yang sering digunakan adalah dengan mensubsidi perusahaan baru berbasis proyek tersebut dengan dana dari entitas utamanya yang sudah mapan, yang keduanya dimiliki oleh pemilik yang sama. Meskipun pendekatan ini menawarkan kemungkinan-kemungkinan menarik, kita perlu mengamati lebih dekat untuk mengungkap potensi keuntungan dan kerugiannya.
Secara positif, strategi ini akan menyediakan modal yang sangat dibutuhkan untuk sebuah proyek yang masih baru. Perusahaan Startup terutama sering kali kesulitan mendapatkan pendanaan, oleh karenanya dalam hal ini dengan mengandalkan sumber daya internal dapat mempercepat pengembangan perusahaan tanpa risiko yang terkait dengan investor eksternal atau utang. Perusahaan yang sudah mapan dalam hal ini dapat bertindak sebagai jaring pengaman finansial yang memitigasi risiko yang melekat pada setiap usaha baru. Stabilitas ini dapat menumbuhkan lingkungan yang lebih kreatif dalam perusahaan berbasis proyek, sehingga menghasilkan ide-ide yang lebih berani dan potensi pertumbuhan yang lebih cepat.
Meskipun begitu, terdapat risiko signifikan yang perlu dipertimbangkan. Perusahaan baru berbasis proyek tersebut kemungkinan besar tidak menghasilkan pendapatan pada awalnya, sehingga akan sangat membebani keuangan perusahaan yang sudah mapan. Selain itu, adanya fokus pada usaha baru ini juga dapat mengalihkan sumber daya dan perhatian manajemen dari bisnis inti, sehingga berpotensi berdampak pada kinerjanya. Adanya program subsidi juga dapat menutupi fokus jajaran manajemen maupun direksi akan permasalahan mendasar dalam perusahaan yang sudah mapan, sehingga menunda pengidentifikasian dan penyelesaian permasalahan-permasalahan tersebut.
Mungkin risiko terbesar terletak pada memupuk rasa “bahaya moral” secara bisnis. Adanya akses yang mudah terhadap pembiayaan dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang tidak bertanggung jawab dan kurangnya penghindaran risiko dalam perusahaan baru berbasis proyek tersebut. Tanpa adanya tekanan eksternal dalam mendapatkan investasi, usaha baru tersebut mungkin akan membuat pilihan yang buruk yang pada akhirnya membebani perusahaan yang sudah mapan.
Keberhasilan strategi ini sebenarnya bergantung pada beberapa faktor utama. Pertama, sifat dari proyek itu sendiri merupakan sesuatu yang penting untuk dipertimbangkan. Apakah jenis proyek ini melengkapi bisnis yang sudah ada atau merupakan usaha yang sama sekali berbeda? Kedua, kesehatan keuangan perusahaan yang didirikan adalah yang terpenting. Bisakah masalah kesehatan ini secara nyaman menopang potensi beban keuangan dari perusahaan baru tersebut? Terakhir, struktur tata kelola yang kuat dan komunikasi yang transparan sangat penting untuk memastikan kemandirian finansial dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab di kedua entitas.