Mohon tunggu...
Gregorius Aditya
Gregorius Aditya Mohon Tunggu... Konsultan - Brand Agency Owner

Seorang pebisnis di bidang konsultan bisnis dan pemilik studio Branding bernama Vajramaya Studio di Surabaya serta Mahasiswa S2 jurusan Technomarketing Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Saat ini aktif mengembangkan beberapa IP untuk bidang animasi dan fashion. Penghobi traveling dan fotografi Landscape

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengapa "Bank Konten" Diperlukan dalam Setiap Profesi?

27 Februari 2024   06:00 Diperbarui: 27 Februari 2024   06:16 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pembuatan konten untuk pelajaran. Sumber: onestopteachershop.com

1. Menghemat waktu dan Sumber Daya Kita: Dengan memiliki "perpustakaan konten" yang siap pakai, kita dapat menghindari tekanan yang terus-menerus untuk membuat konten baru mulai dari awal setiap kali kita perlu mempromosikan sesuatu. Hal ini dapat menghemat banyak waktu dan sumber daya yang kita miliki, sehingga kita dapat lebih berfokus pada aspek lain dari strategi promosi yang hendak kita lakukan.

2. Membantu Memastikan Konsistensi Kita: Adanya bank konten tentunya akan sangat membantu kita mempertahankan bentuk suara dan pesan dari brand yang konsisten di seluruh materi promosi yang kita miliki. Ini penting untuk membangun kesadaran dan kepercayaan dari target audiens kita. Dengan pesan yang konsisten, pendengar kita akan dapat dengan mudah atau familier mengenali citra diri yang kita bangun.

3. Memungkinkan Perencanaan dan Penjadwalan yang Lebih Baik: Dengan bank konten, kita sebenarnya dapat merencanakan dan menjadwalkan promosi kita terlebih dahulu. Dalam sosial media maupun blogging misalkan, kita dapat menjadwal postingan sehingga tidak harus menunggu hari esok tiba untuk dimuat. Hal ini secara luas memungkinkan kita untuk dapat memanfaatkan tren musiman, hari libur, dan acara lainnya ketimbang fokus pada konten harian yang kita kejar langsung di hari itu untuk memaksimalkan jangkauan dan dampak promosi yang kita sasar.

Ilustrasi pembuatan konten untuk pelajaran. Sumber: onestopteachershop.com
Ilustrasi pembuatan konten untuk pelajaran. Sumber: onestopteachershop.com

4. Mempermudah Penggunaan Kembali Konten: Bank konten dapat menjadi sebuah "gudang harta karun" konten yang dapat digunakan kembali dalam berbagai saluran dan format promosi. Misalnya, postingan blog kita dapat diubah menjadi bentuk postingan media sosial, infografis, brosur, atau buletin email yang kita bagikan untuk target audiens yang berbeda.

5. Memberikan Data dan Wawasan yang Berharga: Dengan melacak kinerja dari setiap konten pada bank konten, kita sendiri dapat memperoleh wawasan berharga tentang jenis konten apa yang sebenarnya paling sesuai dengan audiens kita, preferensi mereka, maupun bentuk interaksi yang semestinya bisa kita lakukan. Informasi-informasi semacam ini dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas promosi kita di masa mendatang.

Ilustrasi pembuatan rencana konten. Sumber: tes.com
Ilustrasi pembuatan rencana konten. Sumber: tes.com

Pada akhirnya, dapat kita simpulkan bahwa membangun bank konten adalah sebuah investasi dalam pertumbuhan profesional kita. Adanya bank konten ini mampu menghemat waktu, menumbuhkan konsistensi, memberdayakan perencanaan yang lebih optimal, dan pada akhirnya, memungkinkan kita menyampaikan konten yang tepat sasaran dan berdampak dengan lebih mudah, menjadikan citra diri kita lebih profesional secara lebih efisien dan efektif. Dengan banyak poin tersebut, dapat disimpulkan terdapat banyak keuntungan yang dapat kita peroleh dalam perkembangan profesi kita melalui bank konten ini. 

Jadi, siapkah kita memulai membangun bank konten kita hari ini dan mendapatkan kekuatan persiapan untuk diri kita sendiri?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun