Mohon tunggu...
Gregorius Aditya
Gregorius Aditya Mohon Tunggu... Konsultan - Brand Agency Owner

Seorang pebisnis di bidang konsultan bisnis dan pemilik studio Branding bernama Vajramaya Studio di Surabaya serta Mahasiswa S2 jurusan Technomarketing Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Saat ini aktif mengembangkan beberapa IP untuk bidang animasi dan fashion. Penghobi traveling dan fotografi Landscape

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Presentasi Studi Kasus sebagai Alat Ampuh Promosi Negosiasi Proyek

14 Februari 2024   06:00 Diperbarui: 17 Februari 2024   16:30 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi presentasi via KOMPAS.com

Dalam sebuah penawaran kerjasama proyek, meyakinkan calon mitra atau klien yang kita dekati untuk meyakinkannya tentang kecemerlangan pengajuan proyek yang kita tawarkan bisa terasa seperti mendaki gunung yang terjal. Meskipun kita dapat bersiap dengan berbagai peralatan, namun kenyataannya bisa banyak hal di luar dugaan.

Terkadang meskipun kita mampu menyajikan data, visual, grafik, dan poin-poin pembicaraan yang matang, namun sering kali hal-hal tersebut tidak memiliki unsur utama, bagaimana dampak nyata dari penawaran tersebut. Meskipun banyak data kondisi riil yang kita sajikan, bisa jadi calon klien masih kurang terpuaskan atau belum mendapat impresi positif dengan apa yang kita sajikan. 

Apa yang dapat kita lakukan untuk menanggulanginya? Di sinilah penyajian studi kasus yang sederhana dapat berperan, dimana kita mengubah bentuk promosi kita dari janji teoritis menjadi cerita-cerita menarik yang didukung oleh hasil nyata.

Ilustrasi presentasi kepada klien. Sumber: disputeresolutiondata.com
Ilustrasi presentasi kepada klien. Sumber: disputeresolutiondata.com

Studi kasus adalah sebuah bukti yang menunjukkan keberhasilan kita di masa lalu dalam proyek serupa yang tengah kita tawarkan. Ini merupakan hal yang dapat secara instan membangun kredibilitas dan bukti sosial dari pekerjaan kita. Studi kasus ini dapat diibaratkan seperti meminjam kepercayaan  yang telah dibangun oleh klien masa lalu kita untuk disajikan kembali ke calon klien baru kita. Dengan melihat orang lain yang telah mencapai kesuksesan dengan pendekatan kita yang kita presentasikan dengan sangat berkesan, ini cukup dapat menghapus keraguan yang masih ada dan menggantinya dengan kepercayaan diri dari calon klien kita.

Mungkin bisa jadi di luar sana ada semacam anggapan bahwa presentasi studi kasus adalah sesuatu yang sekedar flexing pencapaian belaka. Namun, di sini kita perlu menyadari bahwa menunjukkan kesuksesan pencapaian kita bukan sekedar tentang kebebasan untuk menyombongkan diri. Justru di sini adalah momen dimana kita melakukan pendekatan konsultatif atas kebutuhan klien.

Dengan memilih studi kasus yang relevan dari database proyek kita, kita harus menyesuaikan promosi studi kasus kita dengan kebutuhan dan kekhawatiran spesifik audiens calon klien kita. Posisi kita di sini adalah mesti menjadi penolong yang kredibel bagi calon klien kita. Dengan melihat bagaimana kita dapat mengatasi tantangan serupa yang pernah kita alami dengan tantangan yang mereka hadapi, tentunya ini akan menciptakan hubungan yang kuat, membuat solusi yang kita usulkan dapat langsung relevan dan berharga.

Ilustrasi tentang presentasi kepada klien. Sumber: alphagamma.eu
Ilustrasi tentang presentasi kepada klien. Sumber: alphagamma.eu

Dalam presentasi studi kasus, sebuah data maupun visual mampu berbicara banyak dari sekedar kata-kata. Studi kasus memungkinkan kita melampaui janji teoretis dan menyajikan hasil yang dapat diukur. Angka-angka, bukti nyata, dan pengambilan keputusan kita berbicara lebih keras daripada kata-kata, dan sangat berguna terlebih saat menampilkan metrik seperti peningkatan penjualan, peningkatan efisiensi, atau kepuasan pelanggan menambah bobot proposal proyek yang kita berikan.

Selain itu, sebagaimana yang diutarakan di atas, sebuah studi kasus juga mampu mengatasi kekhawatiran yang tidak terucapkan dari calon klien. Calon klien atau mitra mungkin memiliki kekhawatiran mengenai risiko atau tantangan yang tidak terduga, namun dengan memasukkan kasus-kasus yang mana kita mampu menghadapi dan mengatasi hambatan serupa, kita dapat mengatasi kekhawatiran mereka terlebih dahulu. Adanya transparansi ini akan sangat bisa membangun kepercayaan dan menunjukkan kemampuan kita untuk mengatasi potensi hambatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun