Peran Orang Tua dan Masyarakat
Untuk mencapai keseimbangan itu, orang tua, guru, dan masyarakat memiliki peran penting. Orang tua bisa mengatur waktu anak dalam bermain gawai, sekaligus mengajak mereka mengenal permainan tradisional. Sekolah dapat memasukkan permainan tradisional dalam kegiatan ekstrakurikuler, bukan sekadar sebagai hiburan, tetapi sebagai media pembelajaran karakter. Masyarakat pun perlu menyediakan ruang aman bagi anak-anak untuk bermain bersama, sehingga interaksi sosial tatap muka tetap terjaga.
Kita tidak bisa menutup mata bahwa anak-anak yang tumbuh di era digital membutuhkan keterampilan berbeda dari generasi sebelumnya. Namun, mereka juga tetap membutuhkan pengalaman sosial nyata agar tidak terjebak dalam dunia maya yang semu.
Permainan anak tahun 2015 ke bawah dan anak-anak zaman sekarang pada dasarnya sama-sama bermanfaat, hanya berbeda bentuk dan konteks. Permainan tradisional mengajarkan kebersamaan dan kearifan hidup, sementara permainan digital membuka akses pada kreativitas global dan kecanggihan teknologi. Tantangannya adalah bagaimana kedua dunia itu tidak saling meniadakan, melainkan bisa saling melengkapi.
Jika generasi mendatang mampu merasakan tawa riang bermain di halaman kampung sekaligus mahir menguasai teknologi digital, maka mereka akan tumbuh sebagai pribadi yang utuh: cerdas secara intelektual, sehat secara fisik, dan hangat secara sosial.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI