Paria hutan, atau dikenal juga dengan nama Momordica charantia var. wild, sering disebut “pare liar” untuk dibedakan dari pare atau paria yang biasa kita tanam di kebun.
Bentuknya lebih kecil, kulitnya bergerigi tajam, dan rasanya jauh lebih pahit dibandingkan pare kebun.
Namun di balik rasa getirnya, paria hutan menyimpan segudang manfaat kesehatan yang telah dibuktikan berbagai riset ilmiah.
Justru karena kepahitannya itulah, tanaman ini menjadi incaran dunia medis dan penggemar herbal alami.
Sekilas morfologi dan cara hidup paria hutan
Berbeda dari paria budidaya yang cenderung panjang dan gemuk, paria hutan memiliki ukuran mini dengan panjang rata-rata hanya 3–6 cm.
Warna kulitnya hijau tua saat muda dan berubah menjadi oranye terang ketika matang. Bentuknya yang pendek ini bukan tanpa alasan.
Karena tumbuh liar tanpa campur tangan manusia, paria hutan beradaptasi dengan kondisi alam yang keras. Tnah berbatu, sinar matahari ekstrem, dan minim air.
Adaptasi ini membuat pertumbuhannya lebih lambat dan ukurannya kecil, tetapi konsentrasi senyawa fitokimia di dalamnya justru jauh lebih tinggi.
Manfaat si mini bergerigi bagi kesehatan
Kadar kepahitan paria hutan berasal dari senyawa aktif bernama momordisin, charantin, dan vicine.
Ketiga zat ini berperan sebagai antidiabetes alami karena membantu menurunkan kadar gula darah secara signifikan.