Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Batik, Cinta Tanpa Batas di Seantero Nusantara

2 Oktober 2025   11:12 Diperbarui: 2 Oktober 2025   11:12 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekalipun sudah di era digital, para pembatik ini tetap setia membatik dengan begitu indah (dok foto: tribunnews.com)

Fenomena ini semakin memperkuat kecintaan masyarakat, termasuk generasi muda yang dulu dianggap mulai melupakan warisan budaya.

Selain itu, batik juga berperan besar dalam perekonomian. Ribuan perajin batik di berbagai daerah menggantungkan hidupnya pada kain ini. 

Semakin banyak orang Indonesia memakai batik, semakin kuat pula industri kreatif lokal berkembang. 

Tidak heran jika kecintaan terhadap batik juga berarti mendukung ekonomi bangsa.

Mahasiswa asal Unpar Bandung tak ketinggalan gunakan batik ke kampus saat hari pahlawan (dok foto: unpar.ac.id)
Mahasiswa asal Unpar Bandung tak ketinggalan gunakan batik ke kampus saat hari pahlawan (dok foto: unpar.ac.id)

Cinta yang menyatukan

Fenomena mencintai batik di seluruh Indonesia meskipun bukan pakaian daerahnya adalah wujud nyata semboyan Bhinneka Tunggal Ika. 

Seantero Nusantara mencintai Batik. Dari Sabang sampai Merauke, batik menyatukan perbedaan menjadi kebersamaan. 

Ia mengajarkan bahwa identitas nasional tidak harus berbatas pada suku atau asal daerah, tetapi bisa dibangun dari kebanggaan kolektif.

Batik adalah jendela yang memperlihatkan bagaimana budaya bisa menjadi pemersatu. 

Dengan batik, orang dari berbagai latar belakang bisa merasa terhubung satu sama lain. Itulah mengapa batik tidak sekadar warisan budaya, melainkan perekat bangsa yang abadi.

Batik adalah simbol cinta tanpa batas. Ia lahir dari tangan-tangan kreatif pembatik, tetapi tumbuh menjadi kebanggaan seluruh rakyat Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun