Dalam kurun waktu 30 hingga 40 hari, bahan-bahan tersebut mulai berubah warna menjadi cokelat kehitaman dengan tekstur gembur.Â
Aroma tidak lagi menyengat, melainkan harum tanah segar. Inilah tanda pupuk kompos siap dipakai.
Bagi petani Bukit Jambi, kompos ini menjadi andalan untuk menyuburkan berbagai tanaman.Â
Pada sayuran seperti cabai, tomat, dan kangkung, pupuk kompos mampu menjaga kelembaban tanah sekaligus meningkatkan hasil panen.
Untuk tanaman jagung, kompos berbahan kulit kopi terbukti meningkatkan ukuran tongkol serta memperbaiki rasa biji.Â
Tanaman jagung yang dipupuk secara organik lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
Tanaman singkong juga merasakan manfaatnya. Pupuk kompos membuat umbi singkong tumbuh lebih besar dan seragam.Â
Selain itu, kualitas rasa singkong menjadi lebih manis, cocok untuk kebutuhan konsumsi maupun industri.
Khusus pada tanaman kopi, penggunaan kompos dari kulit kopi menutup siklus alami ekosistem kebun.Â
Nutrisi yang diambil buah kopi dikembalikan lagi ke tanah, sehingga produktivitas pohon kopi tetap stabil meski tanpa pupuk kimia.
Penggunaan pupuk kompos juga mampu memperbaiki struktur tanah yang keras menjadi lebih gembur.Â
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya