Petani Bukit Jambi di Kampung Gunung Katun, Kecamatan Baradatu, Kabupaten Way Kanan, Lampung, punya inovasi menjaga kesuburan tanah.Â
 Mereka sudah terbiasa membuat pupuk kompos dari sumber daya lokal yang mudah ditemukan di sekitar kebun. Bahan utamanya berupa kulit kopi, cincangan gedebog pisang, dan kotoran hewan.
Daripada membuang limbah pertanian, petani memanfaatkannya kembali menjadi pupuk organik.
Cara ini tidak hanya menekan biaya produksi, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem lahan.
Kulit kopi yang biasanya menumpuk saat panen justru menjadi bahan dasar kompos bernutrisi tinggi. Sementara gedebog pisang yang dicacah halus berfungsi sebagai sumber serat organik.Â
Kotoran hewan, baik dari sapi maupun kambing, menambah kandungan nitrogen yang sangat dibutuhkan tanaman.
Untuk mempercepat proses fermentasi, petani menggunakan aktivator  berupa EM4 (Effective Microorganisms) yang dicampur dengan molasi dari gula tebu.Â
Molasi berfungsi sebagai makanan mikroba sehingga proses penguraian lebih cepat dan hasil kompos lebih matang.
Proses pembuatan pupuk kompos dimulai dengan mencampur kulit kopi, gedebog pisang cincang, dan kotoran hewan dalam perbandingan seimbang.Â
Kemudian larutan EM4 dan molasi disiramkan secara merata. Campuran itu lalu ditutup terpal agar fermentasi berlangsung optimal.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya