Setiap keluarga memiliki kebiasaan sendiri-sendiri. Biasanya, Â kebiasaan-kebiasaan tersebut diwariskan secara turun-temurun.
Salah satunya, kebiasaan makan bersama. Entah di pagi, siang, atau malam hari. Biasanya tergantung pada waktu yang pas untuk semua anggota keluarga bisa makan bersama.
Kebiasaan di dalam keluarga saat masih kecil di kampung halaman sungguh terbawa hingga saat ini. Terkait dengan kebiasaan makan dan rutinitas  yang bisa kami lakukan, terutama sesudah santap malam.
Dari tiga kali makan, hanya sarapan pagi yang tidak dilakukan secara bersama-sama. Anak-anak, sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah.
Sementara Bapak dan mama, biasa makan bersama sekira pukul 09.00 pagi atau lebih. Biasanya disesuaikan dengan jam istirahat I siswa dan Guru SD yang mencapai waktu 30 menit.
Bapak adalah seorang guru SD di kampung dan jarak antara rumah dan sekolah hanya sekitar 200 meter. Jarak yang demikian, mempermudah kami menyempatkan diri ke rumah kala istirahat I.
Makan siang tanpa obrolan berarti
Makan siang harus dilakukan secara bersama-sama. Biasanya makan siang pukul 13.00 Wita, usai sekolah bubar. Bapak dan anak-anak yang masih bersekolah di SD pun sudah tiba di rumah dan berganti pakaian.
Meskipun makan siang dilakukan secara bersama-sama, tidak ada percakapan yang kami lakukan. Tidak semua makan bersama di meja makan.
Bapak duduk di kepala meja. Mama di samping bapak. Sedangkan kakak-kakak  yang laki-laki duduk mengeliling meja makan.
Kami yang masuk kategori anak-anak, makannya di bale-bale dilayani oleh kakak-kakak yang perempuan.Â
Usai makan, semua anak harus membawa piringnya sendiri di rak cuci piring. Anak yang sudah bisa cuci piring harus mencucinya sendiri.