Kita mengenal beragam jenis semangka lokal, mulai dari semangka merah biasa, semangka kuning, hingga varietas tanpa biji.Â
Sentra produksi semangka tersebar di daerah seperti Indramayu, NTT, NTB, Lampung, dan Madura.
Semangka di Indonesia juga memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat, terutama di daerah pertanian tadah hujan.Â
Karena tanaman ini cocok dibudidayakan di musim kemarau dengan teknik irigasi yang efisien, semangka menjadi sumber pendapatan yang menjanjikan bagi petani lokal.Â
Bahkan, beberapa kabupaten telah menjadikan panen semangka sebagai bagian dari wisata agro dan edukasi pertanian untuk pelajar.
Dari sisi konsumsi, semangka menjadi pilihan utama saat berbuka puasa, hajatan, atau pesta rakyat. Buah ini mudah diolah menjadi jus, es buah, atau dikonsumsi langsung sebagai pencuci mulut.Â
Harganya relatif terjangkau dan kehadirannya, baik di pasar tradisional maupun swalayan menjadi bukti bahwa semangka adalah buah rakyat yang merakyat.
Berbeda dengan melon, yang daging buahnya berwarna oranye atau hijau dan teksturnya lebih lembut, semangka memiliki cita rasa yang lebih segar dan tekstur renyah.Â
Air semangka juga jauh lebih tinggi, menjadikannya pilihan tepat untuk hidrasi alami. Sepotong buah semangka saja, sudah menimbulkan rasa puas.
Dalam keluarga Cucurbitaceae, semangka dan melon memiliki kemiripan bentuk dan pola tanam, tapi masing-masing memiliki penggemarnya sendiri.
Inspirasi untuk Hari Buah Nusantara
Merayakan semangka berarti juga merayakan alam dan hasil kerja keras petani. Di era perubahan iklim seperti sekarang, tanaman seperti semangka yang adaptif terhadap cuaca panas.