Dalam bidang kesehatan tradisional, daun dan bunga Lantana camara telah lama digunakan sebagai obat herbal. Rebusan daunnya dipercaya mampu meredakan gejala flu, demam, dan infeksi kulit.Â
Beberapa studi juga menunjukkan bahwa ekstrak tembelekan memiliki sifat antimikroba dan antiinflamasi, meski pemakaian harus sangat hati-hati karena bagian tanaman ini mengandung senyawa toksik.
Di dunia pertanian, Lantana camara bisa dimanfaatkan sebagai pagar hidup atau pembatas alami yang tahan terhadap hama.Â
Duri halus dan bau menyengat dari daunnya membuat tanaman ini tidak disukai oleh banyak hewan pengganggu.Â
Dengan menanamnya di pinggiran kebun, petani bisa melindungi tanaman utama dari gangguan ringan.
Namun demikian, Lantana camara juga dikenal sebagai tanaman invasif di banyak daerah, termasuk Indonesia.Â
Pertumbuhannya yang cepat dan agresif dapat mengalahkan tanaman asli dan menyebabkan kerusakan pada ekosistem lokal.
Akarnya yang kuat membuatnya sulit diberantas jika sudah menyebar, terutama di lahan-lahan pertanian atau hutan sekunder.
Dampak negatif lainnya adalah toksisitasnya terhadap hewan ternak. Jika termakan oleh sapi, kambing, atau domba, tanaman ini dapat menyebabkan keracunan serius.

Keracunan serius pada ternak ditandai dengan muntah, diare, bahkan kematian. Oleh karena itu, keberadaan Lantana camara di area peternakan harus benar-benar diawasi.
