Namun ada yang lain. Bisnis-bisnis beromzet kecil yang selama ini dianggap sebelah mata, malahan tetap eksis.Â
Salah satu usaha yang diremehkan saat itu adalah rumah makan warung tegal atau biasa disingkst dengan nama warteg.Â
Sosiolog Dr Ignas Kleden, MA. Phil pernah menyatakan bahwa Pemerintahan Indonesia mestinya memberi penghargaan khusus bagi warteg-warteg ini.Â
Hal pertama, secara nyata Warteg tetap hidup selama krisis moneter. Â Bahkan semakin menggeliat.Â
Sementara restoran-restoran mewah berguguran, tutup. Banyak orang memutuskan untuk tidak ke restoran mewah. Sebabnya, daya beli menurun.Â
Hal kedua, Warteg tetap mempertahankan para pekerjanya. Memang sih, jumlah pekerjanya tak seberapa. Namun secara akumulatif, jumlah pekerja Warteg cukup banyak.
Hal ketiga, Keluarga  para pengusaha Warteg tetap terbantu dengan usaha warung makannya. Mereka tetap membuka warungnya, mendapatkan keuntungan dari bisnis rumah makan ini, sekalipun mereka hanya mendapatkan sedikit keuntungan.
Lalu apa rahasia warung tegal inj tetap bertaham hidup selama krismon? Ada beberapa rahasia umum yang membuat warteg tetap survive.
1. Harga makanannya terjangkau. Semua warteg memasang tarif yang tidak begitu mahal. Masyarakat menengah ke bawah dapat memanfaatkan Warteg.Â
Bisa langsung makan di warung. Kalau tidak, minta dibungkuskan. Pemilik atau pelayan akan dengan sigap membungkus makanan untuk pemesan.